Kamis 02 Dec 2010 02:06 WIB
Efek Dubai World Berlanjut

Penjualan Sukuk Global Merosot 31 Persen

Rep: Ismail Lazarde/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pakistan berniat menerbitkan sukuk
Pakistan berniat menerbitkan sukuk

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK—Hingga November 2010, penjualan sukuk global anjlok drastis dibandingkan penjualan sukuk pada periode yang sama tahun lalu. Menurut data yang dikompilasikan //Bloomberg//, penjualan sukuk global 2010 anjlok sampai 31 persen atau 13,7 miliar dolar AS.

Padahal, melihat pencapaian penjualan sukuk global 2009 yang meningkat tajam dibandingkan tahun 2008, sejumlah analis optimitis penjualan sukuk global tahun 2010 akan meningkat setidaknya sampai 50 persen di angka 30 miliar dolar AS.

Pada tahun 2009, penjualan sukuk global mencapi 20,2 doilar AS miliar atau lebih besar 6,1 miliar dolar AS dibandingkan tahun 2008 sebesar 14,1 miliar dolar AS. Penjualan sukuk di 2008 menurun drastis dari penerbitan sukuk di 2007 yang mencapai 31 miliar dolar AS. Dalam penerbitan sukuk di kuartal pertama tahun 2010, Indonesia dan Malaysia mendominasi porsi penerbitan sukuk dengan 87 persen.

Pengamat ekonomi syariah, Gunawan Yasni, mengatakan, anjloknya penjualan sukuk global 2010 bukan hal yang perlu ditandai negatif. Menurut Gunawan, anjloknya penjualan sukuk global haruslah diartikan jika para pemain sukuk dunia kini lebih selektif dalam memilih investasi yang akan digelontorkannya.

“Sebenarnya sangat wajar jika investor sangat selektif sebelum memutuskan kemana investasi mereka disalurkan,” ujarnya kepada Republika, Rabu (1/12). Gunawan melanjutkan, selektifitas investor dalam membeli sukuk cenderung masih dipengaruhi kondisi gagal bayar Dubai World atas sebagian obligasinya pada tahun 2009 lalu

Seperti diketahui, Dubai World mengumumkan kondisi gagal bayar atas sebagian obligasinya yang jatuh tempo pada akhir November 2009. Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah (sukuk) 3,5 miliar dolar AS yang jatuh tempo pada 14 Desember 2009 dan utang lain senilai 980 juta dolar AS yang jatuh tempo 13 Mei 2010.

Limitless, anak usaha Dubai World lainnya, juga tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai 1,2 miliar dolar AS yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010. Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga 59 miliar dolar AS atau menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai 80 miliar dolar AS. Dubai World pun meminta kepada seluruh penyedia pembiayaan Dubai World dan Nakheel untuk standstill atau kondisi tidak membayar utang dan memperpanjang jatuh tempo menjadi paling tidak 30 Mei 2010.

Gunawan menerangkan, imbas dari gagal bayar Dubai World atas sukuk yang mereka terbitkan masih mempengaruhi investor dalam membeli sukuk global tahun ini. “Investor mengira sukuk Dubai World termasuk yang gagal bayar, padahal kan tidak karena yang gagal bayar itu obligasi konvensional mereka,” imbuh Gunawan. “Jadi saya kira penjualan sukuk global tahun ini masih terimbas problem Dubai Wolrd."

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement