Jumat 12 Nov 2010 22:11 WIB

Deteksi Merapi, Ahli Jepang Pasang Tiga Alat Infrasonik

Gunung Merapi
Foto: Tahta/Republika
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Tim ahli dari Jepang, Jumat (12/11) ini memasang tiga alat infrasonik untuk mendeteksi letusan Gunung Merapi. Tiga alat berupa mikrofon tersebut diharapkan dapat memberi data statistik yang akurat mengenai jumlah frekuensi letusan merapi.

"Harus di atas 20 km, kami tidak bisa masuk di luar 20 km. Oleh karenanya akan dipasang di Prambanan, 5 km dari Prambanan," ujar Vulkanologis dari Universitas Kyoto, Masato Iguchi, saat jumpa pers di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Jumat.

Alat yang harga satuannya senilai 5 juta Yen tersebut, ujar Iguchi, dibutuhkan untuk mendeteksi frekuensi letusan, awan panas dan lahar. Meski terdapat banyak instrumen untuk mendeteksi Merapi, Iguchi menilai infrasonik sangat efektif untuk mendeteksi aktivitas merapi tersebut."Merapi kadang ada kabut, tidak terlihat. peralatan infrasonik efektif," tambah Iguchi.

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, menjelaskan, alat tersebut dipasang sebagai tambahan untuk mendeteksi letusan dari arah selatan. Pasalnya, ujar Surono, saat ini letusan hanya terdengar dari arah barat dan timur.

Menurut Surono, mikrofon tersebut dapat mendeteksi letusan meski dipasang dalam jarak yang jauh. Menurutnya, deteksi dapat dilakukan oleh mikrofon itu melalui gelombang udara yang menekan gelombang infrasonik. "Misal Krakatau. Mereka bisa menghitung sampai 26 kali letusan walau jauh," ujar Surono.

Meski demikian, Surono menjelaskan peralatan tersebut hanya instrumen tambahan untuk menghitung statistik saja. Menurutnya, peralatan infrasonik tidak bisa menghentikan letusan merapi dan tidak bisa meramalkan kapan letusan merapi berhenti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement