Sabtu 06 Nov 2010 04:59 WIB

Pemkab Gunung Kidul Bentuk Posko Pengungsi Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL--Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membentuk posko pengungsian di "Rest Area Bunder" karena banyak pengungsi Gunung Merapi berdatangan ke kabupaten ini sejak Jumat pagi. "Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul membentuk posko pengungsian di 'rest area Bunder' untuk menampung pengungsi letusan Gunung Merapi, posko pengungsian tersebut mulai didirikan Jumat sore dan akan aktif mulai Sabtu (6/11),? kata Kepala Bagian Humas Pemkab Gunung Kidul Azis Shaleh di Wonosari, Jumat.

Dia mengatakan, pembentukan posko pengungsian tersebut disepakati setelah diadakan rapat lintas sektoral yang melibatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, TNI, Polri dan PMI. Langkah tersebut dilakukan karena ada pengungsi yang berada di sejumlah tempat, antara lain di Kecamatan Patuk, Playen dan Wonosari, katanya.

Dia mengatakan masih melakukan koordinasi dengan sejumlah camat untuk melakukan pantauan terkait kedatangan dan keberadaan pengungsi yang diperkirakan mengalami penambahan. Posko pengungsian yang didirikan di rest area Bunder, Kecamatan Playen, akan dilengkapi dengan fasilitas dapur umum dan klinik kesehatan, katanya.

"Hasil koordinasi dengan Dinas Penanggulangan Bencana dan Dinas Sosial Kabupaten Gunung Kidul masih ada stok logistik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, sedangkan dari Dinas Kesehatan sudah siap menerjunkan petugas medis untuk memeriksa kesehatan pengungsi," katanya.

Untuk tenaga teknis yang membantu pengungsi, Azis mengatakan, sudah disiapkan relawan dari PMI Gunung Kidul dan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Sementara itu pengungsi di Kota Wonosari menempati rumah salah satu warga di Dusun Ringin Sari, Desa Wonosari, Rukini (50), dengan jumlah pengungsi sebanyak 30 jiwa dari Desa Wukirsari dan Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, dan Desa Umbul Martani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Pengungsi yang berada di Dusun Panjatan, Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, yang menempati rumah Sumardi (55) dan Karno (50) sebanyak 40 jiwa. Salah satu pengungsi asal Dusun Srodokan, Wukirsari, Cangkringan, Asnan, mengatakan, mengungsi ke Gunung Kidul untuk mencari aman dari bencana Merapi karena rumahnya sudah rata dengan tanah diterjang awan panas pada Jumat dini hari.

"Rumah saya sudah rata dengan tanah dan saya tidak sempat menyelamatkan harta, hanya pakaian yang saya kenakan ini yang sempat terbawa. Saya mengungsi ke Gunung Kidul untuk mencari selamat, saat ini masih ada bekal mi instan dan air mineral dari bantuan pemerintah," katanya.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement