Kamis 04 Nov 2010 20:33 WIB

Diselimuti Hujan Abu, Magelang Bak Kota Mati

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Letusan Merapi terbesar
Foto: antara
Letusan Merapi terbesar

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Hujan abu vulkanik dampak erupsi Gunung Merapi sepanjang Rabu (3/11) malam sekitar pukul 20.00 WIB yang mengguyur kota Muntilan dan wilayah Kabupaten Magelang terus berlanjut. Hingga Kamis (4/11) pagi inipun, hujan abu masih terus berlangsung. Akibatnya sejumlah tenda pengungsi di desa Dukun Kabupaten Magelang roboh akibat beban abu yang tebal.

Selain itu, para pengungsi harus dievakuasi sementara ke rumah warga. Menurut Ashuri (37), hujan abu telah merobohkan tenda penampungan. Sampai Kamis pagi sejumlah relawan masih berupaya mendirikan kembali tenda darurat. Menurutnyan hujan abu yang masih mengguyur ini merupakan dampak terparah. Karena berlangsung terus menerus sejak Rabu malam. "Kondisi para pengungsi kian memprihatinkan," ungkapnya.

Berdasarkan pantauan Republika, hujan abu vulkanik masih terus mengguyur kota Muntilan. Hal ini mengakibatkan kota Muntilan nyaris seperti kota mati. Hampir sebagian besar toko di Jalan Pemuda, Muntilan tutup dan memilih tak beraktivitas. "Kalau hujan abu terus- terusan seperti ini bagaimana kegiatan ekonomi di Muntilan bisa jalan. Mau buka toko juga tak ada orang yang mau datang. Karena itu memilih tutup saja," ujar Budi Haryono, pemilik toko kelontong di Muntilan.

Sejumlah sekolah di wilayah juga memilih menghentikan aktivitasnya. Seluruh siswa yang sudah berangkat ke sekolah terpaksa dipulangkan. Karena kondisi udara sangat tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar. "Sekolah meminta para murid libur sementara, karena hujan abu sangt mengganggu. Demikian pula banyak siswa yang tidak bisa sekolah pada pagi ini," ungkap Nur Sholimah, siswa SMP Muhamadiyah, Blabak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement