Kamis 04 Nov 2010 05:32 WIB

Psikolog Didatangkan Untuk Dampingi Anak-anak Pengungsi Merapi

Rep: nuraini/ Red: Krisman Purwoko
Anak-anak korban letusan Merapi
Foto: Edwin/Republika
Anak-anak korban letusan Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten akan menggandeng psikolog untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak yang menjadi pengungsi Merapi. Para psikolog akan memberikan pelajaran di sekolah darurat dengan pendekatan emosional.

“Kita akan mendatangkan psikolog dari universitas atau LSM yang akan disebar ke tiga lokasi pengungsian di Klaten yakni Desa Dompol, Desa Keputran, dan Desa Bawukan, “ ujar Kepala UPTD Disdik di Kecamatan Kemalang, Klaten, Trimo, Rabu (3/11).

Menurut Trimo, jumlah siswa di lokasi pengungsian bertambah menyusul banyaknya warga yang ikut mengungsi dari luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Dari sekitar 600 siswa, ternyata hingga Rabu (3/11) mencapai 824 siswa yang tersebar di tiga lokasi pengungsian lereng Gunung Merapi. Dia menyebutkan, 824 siswa tersebut berasal dari SDN I dan II Balerante; SDN I dan II Sidorejo; SDN I dan II Tegalmulyo dan beberapa SD di Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang.

Trimo mengungkapkan pendataan jumlah siswa terus dilakukan aga kebutuhan pendidikan dapat terakomodasi dengan baik. Jumlah siswa yang terdata, akan disesuiakan dengan kebutuhan fasilitas pendidikan. “Pendataan untuk sementara ini masih cukup sulit, karena pengungsi cukup padat, “ ujarnya.

Di lokasi pengungsian, KBM berlangsung di tenda pengungsian dan rumah penduduk karena gedung sekolah mereka dipenuhi warga pengungsi. Para siswa terpaksa hanya menggunakan kursi atau tikar untuk alas menulis. Bahkan, sejumlah siswa duduk bersila di tenda-tenda ketika KBM berlangsung.

Ditemui sebelumnya, Kepala Disdik Klaten, Sunardi menambahkan, sistem pendidikan di lokasi pengungsian harus menyesuaikan dengan kondisi. Materi pelajaran harus disesuaikan dengan psikologis anak.”Jangan diberi tugas terlalu berat. Guru harus dapat membuat pelajaran lebih menyenangkan dan menarik,”terangnya.

Sementara itu, jumlah pengungsi mengalami peningkatan hingga Rabu (3/11).  Tercatat, jumlah bertambah sebanyak 229 jiwa sejak tiga hari terakhir. Para pengungsi baru tersebut berasal dari warga di luar KRB III yang ketakutan karena besarnya letusan Gunung Merapi.”Per 1 November ada 5.129 pengungsi di tiga Posko. Sebelumnya yakni per tanggal 31 Oktober ada 4.990 pengungsi,”jelas Koordinator Posko Induk Keputran, Kecamatan Kemalang, Joko Rukminto, kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement