Rabu 03 Nov 2010 03:30 WIB

Pertumbuhan Pembiayaan BSM Syariah Capai 35 Persen

Rep: yogie respati/ Red: taufik rachman
BSM, ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
BSM, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pertumbuhan pembiayaan Bank Syariah Mandiri (BSM) hingga kuartal tiga tumbuh sekitar 35 persen. Pertumbuhan tersebut melebihi target BSM di awal tahun yang sebesar 25 persen.

Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi, mengatakan laju pertumbuhan BSM yang di atas target tersebut didukung oleh ekspansi yang dilakukan pada tahun ini. “Selain itu kita juga tetap fokus pembiayaan di segmen bisnis UKM, sementara pembiayaan korporasi juga relatif aman, seperti transportasi,” kata Yuslam disela-sela Mandiri Economic Forum, Selasa (2/11). Pada kuartal tiga 2010 pembiayaan (unaudited) BSM sebesar Rp 21,44 triliun dengan porsi pembiayaan UKM antara 64-65 persen.

Pada tahun depan, lanjut dia, BSM pun akan tetap memfokuskan pembiayaan pada segmen bisnis yang sama seperti tahun ini. Yuslam pun mengharapkan setidaknya pertumbuhan di tahun depan dapat mencapai 35 persen seperti tahun ini.

Untuk mendorong perkembangan bisnis di tahun depan, ia mengakui hal tersebut tentunya membutuhkan dukungan dari Bank mandiri sebagai pemegang saham mayoritas BSM. “Agar pertumbuhan pada 2011 relatif pesat kita tentu butuh dukungan modal untuk ekspansi dan kita harap bisa realisasi sebelum akhir tahun ini,” kata Yuslam. Ia mengungkapkan dalam rencana kerja anggaran perusahaan BSM pada tahun ini diharapkan tambahan modal BSM mencapai Rp 300 miliar. Namun ia menegaskan jumlah tambahan modal dan waktu realisasi modal akan tergantung dari Bank Mandiri.

Yuslam menuturkan dengan tambahan modal Bank Mandiri, maka akan dapat menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BSM di level 12 persen. Dengan tambahan modal Rp 300 miliar, ujar Yuslam, CAR BSM dapat bertambah sekitar 1,5 persen dari posisi saat ini sebesar 11,7 persen. Sementara jika modal bertambah Rp 200 miliar, CAR diperkirakan meningkat satu persen.

Sementara di sisi laba bersih pada kuartal tiga 2010 tercatat Rp 320 miliar (unaudited). Pencapaian tersebut telah melampaui perolehan laba pada akhir 2009 yang sebesar Rp 291 miliar. Yuslam pun cukup optimis dapat mencapai target laba bersih Rp 366 miliar. “Perolehan laba pada kuartal tiga ini karena didorong oleh ekspansi yang dilakukan BSM sepanjang tahun ini,” tandas Yuslam.

Per September 2010 kinerja keuangan BSM (unaudited) mencatat aset Rp 28,07 triliun, dana pihak ketiga Rp 24,86 triliun dan pembiayaan Rp 21,44 persen. Di sisi rasio pembiayaan terhadap DPK (financing to deposit ratio/FDR), jelas Yuslam, pihaknya akan tetap mempertahankan di level 85-90 persen hingga tahun depan. Saat ini FDR tercatat di kisaran 87 persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement