Rabu 20 Oct 2010 03:54 WIB

Kurang Tenaga Penyuluh, 13.180 PUS Yogya Belum Ikuti KB

Rep: Yulianingsih/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kota Yogyakarta tahun 2010 ini kekurangan tenaga penyuluh keluarga berencana (PKB) di tingkat kelurahan. Akibatnya, hingga saat ini masih ada sedikitnya 13.180 pasangan usia subur (PUS) di Kota Yogyakarta yang belum tersentuh program Keluarga Berencana (KB).

''Kami terus melakukan sosialisasi agar tingkat partisipasi program KB terus meningkat,” kata Kepala Seksi Warga Sejahtera Kantor Keluarga Berencana Kota Yogyakarta, Tri Kariyadi Riyanto, Selasa (19/10).

Menurutnya, saat ini jumlah PUS di Kota Yogyakarta sebanyak 48.216 pasangan. Dari jumlah itu, yang sudah melaksanakan program KB ada 35.036 pasangan.  Jumlah PKB di tingkat kelurahan hingga saat ini hanya 33 petugas. Padahal jumlah kelurahan yang ada di Yogyakarta mencapai 45 kelurahan. Akibatnya para penyuluh terpaksa melakukan double job dengan kelurahan lainnya.

"Idealnya memang satu kelurahan satu petugas. Apalagi dari petugas itu banyak yang tahun ini akan pensiun," jelas Tri.

Menurut Tri, tingkat partisipasi KB di Kota Yogyakarta sendiri belum mencapai 100 persen. Data yang ada tahun ini hanya mampu mencapai 72, 66 persen atau 35.036 PUS. Jumlah itu merupakan data September 2010. Padahal target peserta KB aktif tahun ini sebanyak 73 persen atau 36.090 PUS.

Salah satu Penyuluh Keluarga Berencana, Joko Sutrisno, menambahkan, untuk mendukung suksesnya program KB di Kota Yogyakarta pihaknya memiliki kader Institusi Masyarakat Perkotaan (IMP) yang terdiri dari Koordinator PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa), PPKBD tingkat RW, dan Sub PPKBD tingkat RT.

Berdasarkan data, untuk jumlah kader IMP se-Kota Yogyakarta ada 3.188 orang, yang terdiri dari Koordinator PPKBD (45 orang), PPKBD tingkat Rw (614 orang), dan PPKBD tingkat Rt (2.529 orang).

''Setiap IMP ini sudah memiliki wilayah binaan masing-masing. Jadi keberadaannya sangat efektif sebagai motor penggerak program KB,'' tegas Tri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement