Selasa 19 Oct 2010 22:57 WIB

Pencarian Korban Longsor Morowali Dihentikan

Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PALU--Pencarian seorang korban dalam musibah longsor di Desa Bunta, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah dihentikan pada Selasa (12/10) petang. "Sesuai kesepakatan dengan keluarga, hari ini adalah hari terakhir pencarian. Nanti sore pencarian akan dihentikan sekali pun korban belum ditemukan," kata Kapolres Morowali AKBP Suhirman yang dihubungi melalui telepon di Morowali, Selasa (19/10).

Menurut Suhirman, sejak musibah itu terjadi, pihaknya mengerahkan lebih 200 personel polisi ditambah anggota TNI, PNS dan masyarakat setempat untuk mencari para korban. Hasilnya, 12 jenazah ditemukan, 18 orang diselamatkan dalam kondisi luka berat, sedang dan ringan serta satu orang yang belum ditemukan.

Semua korban adalah karyawan PT. Agro Nusa Abadi, anak perusahaan Astra Group, investor kelapa sawit yang mengembangkan perkebunan sawit seluas 8.000 hektare di Morowali. Suhirman menambahkan, sesuai kesepakatan bersama, setelah pencarian dihentikan, akan digelar ibadah oleh warga muslim dan Kristen di sekitar lokasi kejadian.

"Warga muslim akan menggelar shalat ghaib dilanjutkan tahlilan pada malam hari dan warga Kristen mengadakan kebaktian di Gereja GKST Bunta Selasa pukul 14.00 WITA," ujarnya.

Menurut Suhirman, pencarian telah dilakukan secara maksimal dengan melibatkan sejumlah peralatan berat milik perusahaan dibantu tenaga penyelamat khusus dari PT. Inco yang membawa dua ekor anjing pelacak, namun jenazah korban bernama Aep itu belum juga ditemukan.

Sementara itu, Kepala RSU Kolonodale dr Simon Sineng yang dihubungi terpisah mengatakan, sampai saat ini tinggal satu pasien bernama Siti Yarhuni yang masih dirawat setelah menjalani operasi akibat tulang lengan yang patah. "Korban juga mengalami gangguan syaraf penglihatan sehingga yang bersangkutan akan dirujuk ke rumah sakit atau dokter mata di Palu karena RSU Kolonodale belum memiliki dokter mata," ujarnya.

Mengena biaya perawatan jenazah dan korban luka-luka, dr Simon mengaku bahwa hal itu tidak ada masalah karena rumah sakit dan perusahaan sudah menjalin kerja sama. "Hanya saja, proses pembayaran biasanya perlu waktu satu sampai dua bulan baru bisa dicairkan," ujarnya.

Sedangkan Kepala PT. Jamsostek Cabang Palu Agusdiansyah mengaku bahwa semua korban longsor terjamin di Jamsostek sehingga santunan bagi yang meninggal dan biaya perawatan untuk yang luka-luka akan ditanggung Jamsostek.

"Sekarang dalam proses melengkapi administrasi oleh perusahaan. Kalau perusahaan cepat melengkapi syarat administratif yang diminta maka pembayaran klaim akan cepat juga, jadi tergantung perusahaan," ujarnya dan menambahkan bahwa PT. ANA merupakan peserta Jamsostek yang kinerjanya baik.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement