Kamis 30 Sep 2010 00:53 WIB

Gubernur Jateng Menolak Impor Beras

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA--Meski stok beras yang dikuasai Bulog makin menipis, namun Gubernur Jateng Bibit Waluyo menegaskan bahwa stok beras yang ada di Jateng masih mencukupi. Untuk itu, Gubernur menyatakan Jateng tidak membutuhkan beras impor dan tak akan mengimpor beras, meskipun pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras dari luar negeri.

''Stok beras di Jateng aman. Stok yang ada sekarang, cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Jateng hingga akhir tahun 2010. Apalagi, ada beberapa daerah di Jateng, yang masih bisa panen padi hingga akhir tahun ini,'' tegas Gubernur, saat menghadiri pertemuan penyuluh, pendamping dan pengurus gabungan kelompok tani (Gapoktan) Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) se-eks karesidenan Kedu dan Banyumas, di Purbalingga, Rabu (29/9).

Gubernur menyatakan, pihaknya bukannya menolak impor beras. Tapi karena stok sudah mencukupi, dia menilai di Jateng tidak perlu didatangkan beras dari luar. ''Jateng tak akan impor. Tapi kalau provinsi lain akan mengimpor beras, ya dipersilahkan,'' tambahnya.

Meski demikian Gubernur mengakui, dari stok beras sebanyak itu, yang dikuasai oleh Bulog Jateng hanya sekitar 30 persen. Sedangkan 70 persen lainnya, masih berada di masyarakat. ''Meski kebanyakan masih dikuasai masyarakat, tapi ini kan menunjukkan bahwa stok beras di Jateng masih aman,'' katanya.

Gubernur mengakui, anomali cuaca yang belakangan kurang bersahabat, memang mengurangi tingkat produksi beras di Jateng. Namun menurutnya, pengaruh tersebut dinilainya tidak signifikan. Mengutip data yang diperoleh dari kantor BPS (Badan Pusat Statistik) Jateng, Gubernur menyebutkan, perkiraan stok beras diJateng hingga akhir tahun 2010 masih mencapai besar 2,8 juta ton.

Angka ini dipastikan bertambah, karena masih ada 15 kabupaten di Jateng yang akan panen pada rentang wakti Oktober hingga Desember mendatang. Di masing-masing kabupaten tersebut, luas areal yang akan dipanen mencapai 5.000 hektare.

Apalagi Gubernur mendapat laporan bahwa pertanian padi di 15 kabupaten terebut, relatif aman dari serangan hama. Dia mengakui, sepanjang tahun 2010 ini, memang ada beberapa wilayah pertanian di Jateng yang terkena serangan hama wereng. Namun menurutnya, serangan hama tersebut tidak sampai meluas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement