Jumat 17 Sep 2010 21:30 WIB

Lebaran Ketupat, Masikah Ada?

Rep: ina febriani/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bagi sebagian besar masyarakat, seminggu setelah Idul Fitri, biasanya tak berlalu begitu saja. Mereka mengisinya dengan tradisi 'Lebaran ketupat'. Apa sih sebenarnya Lebaran ketupat? Bukankah Lebaran memang identik dengan sajian khas bernama ketupat?

"Beda. Jadi, kalau Lebaran ketupat itu ya diadakan H+7 Idul Fitri. Biasanya, kita nganterin ketupat ke sanak saudara," ujar salah satu perempuan berdarah Madura, Haniyah Indayani (23) saat tengah mempersiapkan sajian ketupat untuk sanak saudaranya, Jumat. Perempuan berjilbab yang berdomisili di Jl Kembang, Kwitang ini pun tak sendiri mengantar ketupat-ketupat tersebut.

Ia bersama keluarga besarnya menyambangi beberapa rumah saudaranya. Haniyah pun mengaku Lebaran ketupat bukan hanya tradisi orang tuanya yang memang kental berdarah Madura, Jawa Timur. "Adat ini dipertahankan karena memang tradisi Madura dan menganggap H+7 ini Lebaran lagi. Masa Lebaran ditiadakan?" ujarnya.

Tradisi Lebaran ketupat ini, lanjut Haniyah, memang biasanya dilakukan oleh sebagian orang Jawa yang masih memegang teguh tradisi. "Sebenarnya nggak beda jauh sama tradisi Lebaran ketupat orang Jawa pada umumnya. Maaf-maafan, sambil bawa ketupat," paparnya. Namun, tambah Haniyah, ada tradisi yang mulai luntur. Biasanya, Lebaran ketupat diawali dengan rutinitas puasa syawal seminggu penuh.

Berbeda dengan salah satu warga berdarah Serang, Banten di kawasan Menteng Atas, Asy'ari Hasyim. Bapak delapan anak ini justru mewarisi tradisi Lebaran ketupat dengan puasa syawal seminggu penuh. "Yang penting puasanya, nanti ditutup dengan Lebaran ketupat H+7 di kampung. Silaturahim dan ziarah ke makam orang tua," jelasnya.

Karena ditutup dengan mudik yang justru seusai Idul Fitri, H+7, ia hampir tidak pernah mudik seperti kebanyakan pemudik lainnya yang justru mudik sebelum Idul Fitri tiba. "Alhamdulillah, Lebaran di Jakarta justru banyak tamu. Jadi mudiknya ya, setelah puasa Syawal seminggu penuh saja," ujar bapak berkopiah putih yang juga tokoh agama setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement