Kamis 09 Sep 2010 03:00 WIB

Mudik dengan Asuransi Syariah

Rep: yogie respati/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Mudik lebaran menjadi tradisi masyarakat Indonesia di masa lebaran. Sejumlah perusahaan asuransi menawarkan sejumlah produk sebagai perlindungan di masa mudik.

Direktur Teknik Asuransi Bumiputera Muda (Bumida), Joko Hananto, mengatakan pada masa mudik sejak H-7 sampai H+7 Bumida menawarkan voucher asuransi kecelakaan diri dengan periode tanggungan selama 10 hari.

“Selama masa mudik ini sudah terjual hampir 10 ribu voucher dan mayoritas sudah aktivasi. Sampai arus balik mudik nanti kami menargetkan 15 ribu voucher sudah teraktivasi,” kata Joko kepada Republika, Rabu (8/9).Voucher tersebut memiliki premi Rp 8000, dimana peserta akan memperoleh pertanggungan Rp 25 juta jika meninggal atau cacat tetap

Joko menuturkan jumlah voucher yang telah terjual tersebut baru berasal dari pemasaran di kantor cabang dan outlet Bumida. Namun selain itu pihaknya juga bekerja sama dengan geral Alfamart dalam penjualan voucher.

Untuk itu, tambah dia, Bumida pun terus melakukan sosialisasi dengan merambah hingga Indonesia bagian timur. Sebelumnya sosialisasi telah dilakukan di wilayah Sumatera dan Jakarta. Bumida memiliki empat kantor cabang syariah yang berada di Jakarta, Depok, Bandung, dan Surabaya. Serta layanan syariah di 44 kantor cabang konvensional.

Per Agustus 2010 Bumida mencatat penghimpunan premi Rp 305 miliar atau tumbuh 9,8 persen darii periode sama tahun lalu. Pencapaian premi per Agustus tersebut sebesar 97,5 persen dari target tahun ini. Joko mengungkapkan premi syariah sampai dengan Agustus tercatat sekitar Rp 11,4 miliar dari target Rp 14 miliar. Produk asuransi kendaraan bermotor mendominasi unit syariah Bumida dengan porsi 38 persen, sementara sisanya di asuransi properti, kecelakaan diri dan asuransi kesehatan.

Sementara itu, Direktur Utama Asuransi Takaful Umum (ATU), Dadang Sukresna, mengatakan di masa mudik terdapat kenaikan asuransi rumah dan kendaraan bermotor walau tidak terlalu signifikan. “Menjelang lebaran kebanyakan nasabah baru mengasuransikan kendaraan yang dipakai mudik atau rumah untuk asuransi kebakaran dan kebongkaran jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Namun peningkatannya tidak terlalu signifikan, di bawah 10 persen,” kata Dadang.

Selain ada yang merupakan renewal, beberapa polis datang dari bisnis baru. Untuk asuransi properti ATU memiliki asuransi Baituna yang melindungi rumah dari risiko kebakaran dilengkapi dengan adanya tambahan manfaat, seperti kebongkaran dan bencana alam.

Saat ini asuransi kendaraan bermotor masih mendominasi premi ATU dengan porsi 35 persen (Rp 36 miliar), sementara asuransi properti menyusul dengan 32 persen (Rp 33,6 miliar). Hingga Agustus 2010 jumlah premi yang terkumpul sekitar Rp 105 miliar. Pada akhir 2010 ATU menargetkan premi Rp 250 miliar.

Kendati pencapaian premi pada Agustus masih agak jauh dari target, namun Dadang cukup optimis dapat mencapai target di tahun ini. “Untuk premi properti yang jumlahnya agak besar biasanya ada di kuartal empat, jadi nanti porsi properti juga biasanya naik di akhir tahun,” ujar Dadang.

Dari sisi jalur distribusi mayoritas disumbang dari agen sekitar 40 persen, sedangkan yang lainnya dari bank (30 persen), serta broker dan direct business (30 persen). Namun di akhir tahun, jelas Dadang, seluruh jalur distribusi akan memiliki porsi seimbang karena di akhir tahun kontribusi broker biasanya lebih meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement