Selasa 24 Aug 2010 03:43 WIB

Warga dan Pedagang Jakarta Diimbau tak Menimbun Sembako

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, mengimbau warga Jakarta tidak emosional dalam menyambut Lebaran dengan memborong kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), apalagi sampai melakukan penimbunan. Karena hal itu akan merugikan warga Jakarta lainnya dan mengakibatkan pergerakan perekonomian di Jakarta terhambat.

''Jangan khawatir, tidak ada barang langka. Semua stok sembako dan pangan dalam keadaan aman dan cukup sampai setelah Lebaran,'' kata Prijanto di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (23/8).

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PKUMKM) DKI Jakarta juga akan melakukan pasar murah minyak goreng. Dalam operasi tersebut, minyak goreng akan dijual dengan sangat murah dibandingkan harga pasaran. ''Nanti beberapa kelurahan akan dijadikan lokasi pasar murah,'' ujar Prijanto.

Kepala Dinas PKUMKM DKI, Reynalda Madjid, mengatakan, untuk mencegah terus melambungnya harga sembako dan bahan pangan lainnya, pihaknya akan melakukan operasi pasar pada pekan ini. Sedianya, operasi pasar dilakukan Senin (23/8), namun karena takut bocor dan tidak tepat sasaran, maka operasi pasar terpaksa ditunda. Operasi pasar akan dilakukan di pasar tradisional dan pasar modern di lima wilayah DKI Jakarta.

Menurut Reynalda, selama Ramadhan dan Idul Fitri, kenaikan harga sembako dan pangan lainya diperkiran sebesar 5 hingga 10 persen. Penyebab kenaikan harga, antara lain faktor cuaca, yaitu terjadinya musim hujan berkepanjangan di daerah produsen. Lalu faktor psikologis, yakni pembelian dilakukan bukan berdasarkan kebutuhan tetapi lebih pada keinginan. Kemudian adanya faktor perubahan pola konsumsi menjelan bulan Ramadhan dan Idul Fitri, serta faktor distribusi, dan transportasi.

Tidak hanya itu, terjadinya kenaikan harga pada sembako dan bahan pangan di Jakarta, diprediksikan karena adanya lonjakan permintaan. Serta ada indikasi penimbunan barang-barang yang dilakukan para pedagang maupun warga Jakarta.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, kata Reynalda, Pemprov DKI menghimbau perusahaan besar agar melakukan corporate social responsibility (CSR) dengan pemberian subsidi pembelian paket kebutuhan pokok bagi pegawainya dan masyarakat sekitar. Juga melakukan koordinasi dan pemantauan dengan para produsen atau distributor melalui rapat dan peninjauan ke pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement