Senin 23 Aug 2010 04:36 WIB

Tengkulak di Cirebon Buru Gabah Petani

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon, Jabar mulai memasuki masa panen raya musim tanam gadu 2010. Para tengkulak pun mulai menyerbu areal pertanian untuk memburu gabah.

Di beberapa sentra padi di Kabupaten Cirebon, para tengkulak sampai berebut untuk membeli gabah. Mereka pun berani membayar harga tinggi asalkan memperoleh gabah yang dibutuhkan.

Hal itu terjadi di daerah Kedawung, Kecamatan Talun. Seorang tengkulak asal daerah Gempol, Kabupaten Cirebon bernama Itih berani membeli gabah milik petani setempat dengan harga Rp 3.300 per kg. Padahal, gabah tersebut baru saja dipanen dan belum melalui proses penjemuran. Berdasarkan harga pembelian pemerintah (HPP), harga gabah itu sebenarnya hanya Rp 2.640 per kg.

"Tidak apa-apa harganya tinggi, nanti saya jualnya tinggi lagi," tutur Itih, Ahad (22/8). Ucapan Itih terbukti benar. Hanya berselang kurang dari setengah jam, tiba-tiba datang tengkulak lain yang berniat membeli gabah yang telah dimilikinya. Tengkulak tersebut bahkan berani membeli gabah itu dengan harga Rp 3.600 per kg.

Itih mengungkapkan, setiap musim panen tiba, dia selalu berkeliling ke sejumlah daaerah untuk mencari gabah milik petani. Setelah gabah diperoleh, maka dia akan menjualnya kembali ke pabrik penggilingan beras (PB). Saat ini, harga gabah di PB sudah mencapai Rp 3.800 sampai Rp 3.900 per kg.

Sementara itu, seorang petani di Kedawung, Syafei, membenarkan banyaknya tengkulak yang datang ke sawahnya untuk membeli gabah. Bahkan, dalam satu hari, tengkulak yang datang lebih dari satu orang Mereka pun berani menawar gabah dengan harga yang tinggi.

Data dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Cirebon menyebutkan, total luas area tanam padi gadu mencapai 42 ribu hektare. Diprediksi, lahan  tersebut akan memasuki puncak panen raya pada akhir Agustus.

Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, juga membenarkan banyaknya tengkulak yang menyerbu sawah petani di saat panen. Menurut dia, tengkulak itulah yang akhirnya menikmati tinggiinya harga gabah saat musim paceklik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement