Rabu 18 Aug 2010 02:20 WIB

Bulan Ramadhan, Pohon Pinang Sepi Peminat

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bertepatan dengan Ramadhan memasuki hari ketujuh, Indonesia merayakan hari kemerdekannya. Semarak kemerdekaan RI tidaklah berubah. Namun, satu hal yang hilang dalam ritual kemerdekaan, yakni tradisi panjat pinang.

Ritual yang biasa dilakukan dalam mengisi semarak kemerdekaan mendadak 'libur' karena bertepatan dengan ibadah puasa. Berdasarkan pantauan Republika.co.id,  Selasa, (17/8), kawasan Kalimalang, Jakarta Timur yang biasanya ramai dengan ragam acara terlihat sepi. Kondisi yang sama juga terlihat di kawasanan Kanal Banjir Barat, Manggarai, Jakarta Selatan.

Panjat pinang merupakan tradisi unik yang biasanya mengisi perayaan kemerdekaan Indonesia. Ritual ini dilaksanakan di hampir seluruh nusantara.  "Setiap bulan puasa, terutama ketika bertepatan dengan bulan suci ramadhan, peminat pohon pinang memang sepi. Biasanya, ratusan pohon pinang bisa terjual," ungkap Jamal pedagang pohon Pinang Manggarai.

Menurut dia, pedagang pohon pinang memang bergantung adanya pemesanan. Karena itu, sekalipun bertepatan dengan 17 Agustus tapi tiada pesanan, maka stok bakalan kosong. " Padahal pasokan pohon pinang tidak ada masalah, namun, ketika bulan puasa hanya ada satu dua pembeli."Itupun stok sisa," tuturnya.

Meski begitu, Jamal mengaku tidak masalah dengan 'gagal panen'  rezeki lantaran seretnya pesanan pohon pinang.. Dia bersama koleganya telah memprediksi itu jauh sebelum bulan Ramadhan tiba.  Karena itu, Jamal bersama karyawannya berjumlah dua orang fokus pada layanan pembuatan peralatan rumah tangga yang terbuat dari bambu dan pohon kelapa. "Kami sudah prediksi dari awal. Sebabnya, kami alihkan fokus pada penjualan produk dari bambu dan pohon kelapa," ungkapnya.

Jamal juga mengaku telah mempersiapkan diri untuk tiga tahun berikutnya. Selama tiga tahun itu, perayaan 17 Agustus jatuh pada bulan ramadhan. "Saya sudah siap dari kemarin, kalau tahun ini hingga tiga tahun mendatang kami tidak dagang. Ya, dalam tiga tahun ke depan, kami terus jualan produk lain seperti ini," imbuhnya.

Toh, Jamal tak menampik absen berjualan pohon pinang sangat berpengaruh signifikan. Ibaratnya, selama Jamal menjual pohon pinang maka ia bakal mendapatkan uang kaget setiap harinya. Pinang ini kan musiman, ibarat uang kaget, saya bisa untung 5 kali lipat tapi sekarang ruginya lima kali lipat," ungkapnya sembari tertawa. Tahun kemarin saja, ia sukses menjual 50 pohon pinang.

Ihwal THR, Jamal mengaku tidak terlalu risau. Dengan penjualan kerajinan yang lain, dia optimis modal buat mudik dirinya dan karyawan tidak akan tersendat. "Memang harus diakui mas, kalau saja pohon pinang bisa laku ketika Ramadhan, bisa jadi THR karyawannya bisa lima kali lipat. Tapi, mau bagaimana. Inikan soal permintaan pasar mas," ujarnya serius.

Produk Bebas Pungli

Seperti bisnis musiman lain, bisnis pohon pinang diakui menjanjikan keuntungan berlipat. Pasalnya, tradisi lomba panjat pinang merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia. Ibarat mudik, panjat pinang merupakan tiket transportasi yang diburu. Bedanya, tuslag pohon pinang secara resmi tidak disahkan oleh pemerintah melainkan pedagangnya sendiri.

"Untuk satu pohon itu modalnya Rp. 225 ribu. Modal itu sudah termasuk satu pohon pinang, transportasi, tukang dan poles sana sini. Lalu saya bisa jual Rp. 500 ribu hingga Rp. 1 Juta," ungkap Jamal Kendati menguntungkan, bisnis pohon pinang bukanlah tanpa resiko.

Dengan panjang 8 meter plus berat ratusan kilo, pohon pinang tidak bisa diangkut satu atau dua orang dewasa. Untuk mendapatkan pohon pinang kualitas jempol, seorang Jamal harus berburu ke Sukabumi. Lokasinya pun merangsek masuk pedalaman hutan. "Kemungkinan patah tangah, kulit lecet, dan lain-lain merupakan resiko biasa," kata dia.

Setelah mendapatkan harga yang cocok dengan warga setempat, pohon pinang yang bisa berjumlah 50 hingga 100 batang dengan berbagai kondisi, diangkut Jamal bersama karyawannya berjumlah 8 orang ke dalam truk tronton. Setelah selesai, masalah berikutnya adalah pemeriksaan yang dilakukan petugas kepolisian.

Anehnya, meski diberhentikan polisi di sana sini, Jamal mengaku tidak mengeluarkan sepeser pun uang. Dia hanya cukup berkata, "Pak ini buat hari kemerdekaan lho, ini bentuk sumbangsih saya kepada negara melalui pengadaan pohon pinang buat acara 17 Agustusan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement