Selasa 10 Aug 2010 21:50 WIB

Nyadran Kian Memudar di Banyumas

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO--Berbagai kegiatan dilakukan warga dalam menyambut datangnya Bulan Ramadhan. Di Kabupaten Banyumas, seperti juga di dearah lainnya, tradisi yang biasa dilakukan setiap menjelang Ramadhan, adalah tradisi nyadran. Biasanya, tradisi nyadran ini diisi dengan kegiatan yang bernama kepungan.

Dalam kegiatan ini, seorang warga membuat nasi tumpeng lengkap lauk pauknya, kemudian mengundang tetangga untuk berdoa dan bersama-sama menyantap nasi tumpeng tersebut. Namun tradisi ini, sejak beberapa tahun terakhir mulai tidak dilakukan warga lagi. Seperti di Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja, sekitar 10 tahun lalu, hampir seluruh warga di desa ini mengisi kegiatan syadran dengan menyelenggarakan kepungan. ''Tapi sejak beberapa tahun terakhir, makin sedikit warga yang menyelenggarakan kepungan,'' kata Sekretaris Desa Pegalongan, Nurito.

Yang masih tersisa, menurut dia, hanya tinggal kegiatan ziarah ke makam leluhur. Kegiatan ini, biasanya dilakukan menjelang bulan Rajab berakhir, dan akan datang Bulan Ramadhan. Namun ziarah ini, tidak dilakukan secara komunal sehingga menjadi suatu tradisi. ''Ziarah ini dilakukan sendiri-sendiri oleh setiap keluarga yang ada di desa ini. Karena itu, di penghujung Bulan Rajab ini, dua lokasi pemakaman umum Desa Pegalongan, menjadi ramai dikunjungi,'' tambah Nurito.

Kegiatan ziarah dan bersih-bersih makam ini, juga dilakukan warga Kranggan Kecamatan Pekuncen. Namun ziarah kubur ke malam lelulur, diikuti hampir seluruh warga desa. Irijenis, perangkat desa setempat, menyebutkan kegiatan ini sudah dilakukan warga sejak puluhan tahun lalu.

''Warga melakukan kegiatan membersihkan komplek makam ini, biasanya pada tiga hari menjelang datangnya Bulan Puasa. Maksudnya, agar saat lebaran tiba dimana banyak orang datang ke kubur leluhurnya, komplek kuburan ini sudah bersih,'' katanya. Usai membersihkan makam, warga kemudian melakukan doa bersama agar selama menjalankan puasa bias dilakukan dengan khusus.

Sementara di Desa Karanggude Kecamatan Karanglewas, warga menyambut datangnya bulan puasa dengan menggelar tradisi pisowanan di makam leluhur yang diyakini sebagai makam pendiri desa mereka. Dalam tradisi yang digelar Jumat (6/8) lalu tersebut, selain melakukan doa bersama di komplek makam, mereka juga menggelar acara makan bersama.

Untuk itu, warga desa mendatangi makam dengan membawa berbagai jenis makanan. Bahkan dengan uang yang dikumpulkan dari warga setempat, mereka memotong 7 ekor kambing untuk kegiatan santap bersama ini. Ahmad Sajuri, salah seorang sesepuh Desa Karanggude menyebutkan, tradisi pisowanan ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh warga Karanggude. ''Warga sengaja membawa makanan sebagai wujud kebersamaan, sekaligus memohon berkah dan keselamatan dalam menjalankan ibadah puasa,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement