Selasa 10 Aug 2010 02:14 WIB

Gerbong KRL Khusus Perempuan Diluncurkan 19 Agustus

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap kaum perempuan dalam transportasi umum di Jakarta, menggugah PT Kereta Api Indonesia (KAI). Karena itu, dua gerbong khusus kaum Hawa akan segera dioperasikan, Kamis mendatang (19/8).

Sekretaris PT KAI Commuter Jabodetabek, Makmur Syaheran, mengatakan, untuk pertama kalinya, PT KAI menyediakan dua gerbong khusus penumpang perempuan dalam satu rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) dengan ruter Bogor-Jakarta-Bogor. PT KAI juga akan menyediakan gerbong khusus penumpang perempuan pada semua rute KRL, apabila banyak diminati penumpang. ''Dua gerbong khusus ini disediakan agar penumpang perempuan lebih aman, nyaman, dan tenang dalam menikmati jasa layanan KRL PT KAI,'' kata Makmur, Senin (9/8).

KRL yang menyediakan gerbong khusus nantinya adalah KRL Ekonomi AC dan KRL Ekspres. Dalam satu rangkaian KRL ini, terdapat delapan gerbong penumpang, dua di antaranya disediakan khusus untuk perempuan.

Gerbong yang disediakan khusus penumpang perempuan, yaitu gerbong 1 dan gerbong 8. Artinya, gerbong nomor 2 hingga 7 disediakan untuk penumpang campuran. ''Maksudnya, jika dua gerbong khusus itu sudah penuh, penumpang perempuan bisa menggunakan gerbong dua hingga tujuh. Namun, gerbong 1 dan 8, tidak boleh digunakan penumpang laki-laki,'' kata Makmur.

Kendati disediakan gerbong khusus perempuan, Makmur menegaskan, tidak ada perubahan pada harga tiket, serta jadwal keberangkatan dan kedatangan pada KRL yang disediakan gerbong khusus perempuan. ''Harga tiket dan jadwal KRL tetap sama seperti biasanya,'' ujarnya.

Pemprov DKI sambut baik

Gerbong khusus untuk penumpang perempuan tersebut disambut baik Pemerintah Provinsi DKI. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menyatakan sangat mendukung rencana PT KAI tersebut, sebab kaum perempuan akan terasa lebih aman dan nyaman dalam menempuh perjalanan. ''Hal yang sama sudah kami lakukan pada antrean busway. Sejak Juni lalu, kami sudah terapkan pemisahan antrean penumpang antara perempuan dan laki-laki untuk menghindari kasus yang merugikan kaum perempuan,” kata Fauzi Bowo, di Balai Kota DKI.

Memang, sejak Kamis (10/6) lalu, Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta secara resmi memberlakukan pemisahan antrean penumpang, antara wanita dan laki-laki. Pemisahan dilakukan saat penumpang mengantre untuk masuk ke dalam bus. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan, khususnya dalam hal ketertiban dan keamanan penumpang. Penerapan pemisahan antrean ini diberlakukan di seluruh koridor bus Transjakarta yang berjumlah 8 koridor.

Manajer Pengendalian BLU Transjakarta, Gunardjo, mengatakan, pemisahan antrean penumpang ini dilakukan tidak hanya didasari karena telah terjadi kasus pelecehan seksual dalam antrian busway. Juga dikarenakan BLU ingin melakukan perbaikan pelayanan di seluruh halte yang berjumlah 140 buah.

Namun, tempat duduk di dalam bus tidak akan dipisah antara perempuan dengan laki-laki. Sementara khusus penumpang cacat, lanjut usia (lansia), anak-anak, dan orang sakit disarankan untuk masuk ke dalam antrean khusus perempuan. ''Mudah-mudahan cara ini bisa meminimalisir atau menghindari terjadinya peristiwa pelecehan seksual atau aksi premanisme dalam busway,'' tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement