Rabu 04 Aug 2010 03:02 WIB

BJBS Bersinergi dengan Unit Syariah Asuransi Bangun Askrida

Rep: gie/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR–-Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) bersinergi dengan unit syariah Asuransi Bangun Askrida dalam penutupan risiko asuransi. Direktur Utama Asuransi Bangun Askrida, M Johnny Djaffar, mengatakan sebelumnya pihaknya telah bekerja sama dengan unit usaha syariah Bank Jabar Banten (UUS BJB). Namun setelah UUS BJB spin off menjadi bank umum syariah (BUS) pihaknya pun memperbarui kerja sama dengan BUS BPD pertama di Indonesia itu.

“Dengan kerja sama ini Askrida Syariah menerima pelimpahan risiko dari BJBS untuk asetnya dan segala kepentingan BJBS, seperti dari segi pembiayaan. Setidaknya ada sekitar 28 produk yang kita sediakan untuk BJBS,” kata Johnny, usai penandatanganan kerja sama unit syariah Asuransi Bangun Askrida dan BJBS di Padang Golf Raya, Selasa (3/8). Produk asuransi tersebut, diantaranya adalah asuransi kecelakaan diri bagi nasabah pembiayaan, cash in safe, asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti, dan produk lainnya.

Ia menuturkan, pihaknya telah bekerja sama dengan seluruh bank pembangunan daerah (BPD) yang memiliki UUS. Kerja sama tersebut pun, lanjutnya, menjadi salah satu bentuk komitmen pemegang saham karena BJB merupakan salah satu pemegang saham Asuransi Bangun Askrida dari total 27 BPD yang menjadi pemegang saham.

Johnny menambahkan di tahun ini pihaknya menargetkan unit syariahnya dapat menghimpun premi Rp 14 miliar. “Insya Allah dengan adanya kerja sama bersama BJBS targetnya akan tercapai di tahun ini,” ujar Johnny. Unit syariah Asurans Bangun Askrida mengalam pertumbuhan cukup signifikan sejak berdiri pada 2008. Di tahun pertamanya unit syariah Asuransi Bangun Askrida mencatat premi Rp 4 miliar, dan pada 2009 preminya tercatat Rp 7,5 miliar. Sampai semester I 2010 premi yang terhimpun sekitar 45 persen dari target tahun ini.

Direktur Utama BJBS, Hendarin Sukarmadji, mengatakan setelah BJBS spin off menjadi BUS,seluruh kerja sama BJBS dengan beberapa mitra bisnis pun dievaluasi kembali, termasuk dengan Asuransi Bangun Askrida. “Kerja sama ini berupa pengamanan risiko asuransi kerugian yang dicover oleh Askrida. Dengan kerja sama ini pengcoveran asuransi bisa dilakukan sampai ke kantor cabang,” ujar Hendarin. Selain dengan Askrida, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan asuransi lainnya.

Ia menuturkan, setelah BJBS spin off saat ini bisnis BJBS berkembang cukup baik. Dari awal berdiri sebagai BUS dengan aset sekitar Rp 700 miliar, pada Juni 2010 aset telah mencapai Rp 1,4 triliun. “Selain tetap mengutamakan penyaluran pembiayaan ke UKM, kami juga mengembangkan bisnis ke commercial corporate,” tukas Hendarin.

Ke depannya pihaknya pun membidik dapat menjadi bank devisa, sehingga dapat melayani transaksi ekspor impor, valuta asing, dan remittance ke luar negeri. Dalam hal ekspansi di tahun ini, pada Oktober mendatang BJBS akan membuka kantor cabang baru di Jakarta.

Saat ini bank tersebut telah memiliki 21 kantor, yang terdiri dari enam kantor cabang dan 15 kantor cabang pembantu. Per Juni 2010, BJBS telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 1,2 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) Rp 900 miliar. Sampai akhir 2010 BJBS menargetkan aset Rp 1,9 triliun, pembiayaan Rp 1,5 triliun, dan DPK Rp 1,2 triliun.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement