Kamis 22 Jul 2010 02:07 WIB

Darmin: Keuangan Islami Lebih Tahan Krisis

Rep: Yasmina Hani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bank Muamalat, salah satu pelaku keuangan Islami di Indonesia.
Foto: ANTARA
Bank Muamalat, salah satu pelaku keuangan Islami di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sistem keuangan Islami dianggap dapat berkontribusi dalam tatanan perekonomian yang memiliki kerentanan tinggi. Pelajaran dari krisis ekonomi 2008-2009, perbankan syariah dan BPR memiliki ketahanan yang lebih baik dari gelombang krisis keuangan global.

Hal itu dikatakan Calon Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution dalam paparan fit and proper testnya di hadapan komisi XI DPR, Rabu (21/7). Menurut dia, krisis keuangan yang dipacu oleh fenomena penggelembungan ekonomi (bubble economics), memicu pihak lain--salah satunya--untuk mengkaji ulang sistem perbankan atau keuangan syariah.

"Dan ternyata (keuangan Islami-red) terbukti lebih handal," kata Darmin. Oleh karena itu, kedepannya, Darmin menganggap peranan kedua kelompok bank itu perlu lebih didorong agar perbankan syariah dan BPR dapat meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Permasalahan utama perbankan syariah saat, menurut dia, ialah masalah daya saing yang rendah dibandingkan bank konvensional. "Sumbernya dari Sumber Daya Manusia dan infrastruktur," tegas Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement