Kamis 22 Jul 2010 01:57 WIB

Piano Studio Abbey Road Bekas Dipakai Beatles Dilelang

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON--Sebuah piano dari studio rekaman Abbey Road yang pernah digunakan band tersohor, The Beatles, dalam menggarap beberapa lagu hit diharap dapat menghasilkan 150 ribu Poundsterling (sekitar  Rp207 milyaran) dalam sebuah lelang. Instrumen musik keluaran Challen yang terdapat bercak tumpahan kopi dan bekas rokok itu hanya bernilai ratusan Pounds jika saja ia bukan milik studio paling ternama di London itu.

Empat punggawa The Beatles pernah menggunakan piano itu saat menulis lagu Paperback Writer, Tomorrow Never Knows, Old Brown Shoe dan Ob-La-Di Ob-La-Da. Piano itu dibeli oleh studio pada 1964 dan digunakan selama 20 tahun oleh banyak band termasuk Pink Floyd.

Alat musik itu pensiun pada tahun 1980 dan sempat berpindah tangan ke pemilik sekarang yang akan menjualnya di rumah lelang Bonhams, London. Dengan tiga pedal untuk menghasilkan efek "tack", instrumen itu menjadi penghuni Studio III, yang terkecil dari tiga studio dalam Abbey Road.

Konsultan spesialis memorabilia Beatles, Stephen Maycok di Bonhams membenarkan fakta itu. "Ia memang ditempatkan di Studio III karena Studio I sangatlah besar dan bisa digunakan untuk rekaman proyek orkestra, sedangkan Studio II adalah terbesar kedua dan di sana Beatles merekam sebagian besar karyanya," tutur Maycok.

Sementara Studio III, yang terkecil hanya digunakan Beatles secara berkala. "Kami tahu mereka merekam beberapa lagu di sana dengan piano itu," katanya.

"Saya pikir ini instrumen pertama dari studio Abbey Road yang muncul dijual untuk publik," ujar Maycok lagi. "Piano ini hanyalah alat untuk jualan dan telah digunakan serta disia-siakan, namun itu yang memberinya karakter.". Lelang itu pun baru akan digelar pada 15 Agustus mendatang.

Terkait Pink Floyd, menurut Maycok, grup tersebut merekam albumnya "Wish You Were Here" di Studio III. "Jadi bisa dibilang piano itu digunakan untuk penggarapan album tersebut," ujarnya.

Studio Abbey Road pertama kali menjalankan bisnisnya pada 1931. Salah satu rekaman di awal studio itu beroperasi ialah Symphony No. 5, gubahan Vaughan Williams, yang diaransemen John Barbirolli.

Pada akhir 2009, studio itu terancam oleh sejumlah pengembang properti. Namun pemerintah memberi status situs bersejarah pada 2010, sehingga bangunan studio itu terlindung dari pemugaran dan penggusuran.

sumber : Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement