Senin 05 Jul 2010 03:40 WIB

Muktamirin Respon Positif LPJ PP Muhammadiyah

Rep: yulianingsih/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kans incumbent PP Muhammadiyah periode 2001-2010 untuk tetap melenggang dalam kepemimpinan periode 2010-2015 cukup besar. Hal itu terlihat dari jawaban para pimpinan wilayah terhadap laporan pertanggungjawaban PP MUhammadiyah periode 2005-2010 dalam sidang pleno muktamar Muhammadiyah di Sportorium UMY, Ahad (4/7).  Sebagian besar pimpinan wilayah menerima laporan pertanggungjawab yang disampaikan PP Muhammadiyah dalam sidang pleno tersebut.

Pengamat organisasi masyarakat dari Pusat Study Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga menjadi tim peninjau Muktamar Muhammadiyah, Jajat Burhanuddin mengatakan, hampir semua pimpinan wilayah Muhammadiyah tidak berkeberatan dengan laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh PP Muhammadiyah tersebut. "Ada beberapa suara yang berbeda tetapi itu tidak substantif. Sehingga potensi incumbent untuk menjadi ketua umum lagi sangat besar," paparnya di sela-sela Sidang Pleno Muktamar, kemarin.

Namun kata dia, jika hal tersebut terjadi maka godaan terbesar Muhammadiyah ke depan adalah bersinggungan dengan politik praktis seperti yang telah dilakukan dalam lima tahun terakhir. "Itu ujian terbesarnya, sehingga jika memang begitu maka bagaimana ke depan Muhammadiyah tetap dibawa sebagai organisasi masyarakat yang sesungguhnya," tambahnya.

Diakuinya, dalam usia yang seabad ini Muhammadiyah telah mampu membuktikan tetap konsisten sebagai organisasi civil society. Meskipun ditengah godaan politik yang cukup tinggi tetapi MUhammadiyah kemudian bisa berusaha untuk tetap istikomah dalam garis besar organisasinya itu. Namun begitu kata dia, untuk kepemimpinan di abad kedua mendatang Muhammadiyah harus lebih bisa membuktikan diri dan kuat untuk tetap menolak dan mensiasati godaan politik tersebut.

"Karenanya pada kepemimpinan mendatang, Muhammadiyah butuh figur yang mampu mensiasati godaan politik itu," tegasnya. Selain itu kata dia, Muhammadiyah juga butuh figur yang mendunia dan mampu menghadapi tantangan global serta memiliki relasi atau jaringan dengan dunia internasional.

Ketua Pimpinan Wilayah Jawa Timur, Syafiq A Mughni mengatakan, laporan pertanggungjawaban yang disusun oleh PP Muhammadiyah amanat Muktamar 2005 merupakan sebuah laporan yang komprehensif dan menggambarkan performa PP Muhammadiyah itu sendiri. "PWN Jawa Timur menghargai itu sebagai upaya kerja keras PP Muhammadiyah. tentu ada beberapa program yang belum bisa dilaksanakan tetapi itu lebih karena situasi dan keadaan. PWM Jawa Timur sendiri menerima laporan tersebut," terangnya.

Diakuinya, PWM Jawa Timur dalam pemilihan PP Muhammadiyah periode selanjutnya memiliki 247 suara. Dalam pemilihan itupun kata dia, PWM Jatim akan memilih figur-figur yang memiliki visi dan pengalaman global serta memiliki relasi di dunia internasional.

"Pimpinan Muhammadiyah itu saling mengisi. Kita sadar PP Muhammaidyah telah merespon berbagai masalah dengan baik terutama masalah global. Tetapi kita tahu waktu lima tahun cukup pendek sehingga tidak smeua masalah bisa direspon secara maksimal," tegasnya.

Ketua PWM Sumatera Barat, Khatib P Kayo mengatakan,laporan PP Muhammadiyah pada muktamar di Yogyakarta ini sangat sempurna dan telah menyentuh ke banyak hal. "Karena waktu yang terbatas ada beberapa yang tidak dibacakan, tetapi para prinsipnya kita menerima.

Ketua Pimpinan cabang istimewa Muhammadiyah (PCIM) Prancis, Andar menyatakan, laporan pertanggungjawaban yang disampaikan PP Muhammadiyah dalam Muktamar di Yogyakarta lebih pada prestasi yang bersifat kuantitatif termasuk keberhasilan Muhammadiyah membentuk 13 PCIM di luara negeri.

Namun kata dia, capaian tersebut belum menunjukkan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang sudah mencapai dunia internasional. Karena itu kata dia, capaian tersebut juga harus disertai dengan definisi yang jelas atas fungsi dan tanggungjawab serta peran PCIM yang harus dimainkan di beberapa negara di dunia.

"Peluang Muhammadiyah menjadi gerakan internasional sangat besar, tetapi itu tidak didukung dnegan definisi fungsi dan peranan yang harus kita mainnkan melalui PCIM ini," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement