Ahad 04 Jul 2010 02:58 WIB

Muhammadiyah Butuh Pemimpin Bervisi Keislaman dan Kebangsaan

Rep: yus/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah ke depan sangatlah berat. Untuk itu, Buya Syafi'i Ma'arif melihat perlunya organisasi Islam modern terbesar di Indonesia dan dunia itu memiliki pemimpin yang bervisi jauh ke depan.

Dengan demikian, ujar Buya, pimpinan Muhammadiyah mendatang akan mampu membawa organisasi itu menjawab tantangan zaman dengan sebaik-baiknya. ''Karena dia bisa menggabungkan antara nilai-nilai Islam, nilai kebangsaan dan nilai kemanusiaan,'' kata Buya Syafi'i di sela pembukaan Muktamar ke 46 Muhammadiyah di stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Sabtu (3/7).

Buya mengatakan, apa yang harus disikapi oleh Muhammadiyah adalah sejumlah problem besar yang selama ini menjadi keprihatinan bangsa. Antara lain ketidakadilan, maraknya praktek korupsi, serta penyalahgunaan kekuasaan.

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini melanjutkan, terkait masalah-masalah tadi, Muhammadiyah selalu bersikap kritis. Ini merupakan bagian dari semangat amar ma'ruh nahi munkar yang menjadi landasan gerak organisasi.

Hanya saja, Buya minta agar sikap kritis itu tidak dipandang sebagai menentang negara. Sebab, Muhammadiyah selalu menegaskan diri sebagai bagian dari bangsa.''Jadi, hendaknya kita sikapi dengan arif dan keneragarawanan, baik dari pemerintah maupun Muhammadiyah,'' Buya Syafi'i mengharapkan.

Ditanya terkait daftar calon pimpinan Muhammadiyah periode mendatang, Buya mengatakan siapa yang terpilih akan tergantung dari hasil muktamar. Hanya saja, dia menginginkan agar komposisi kepemimpinan nanti merupakan kombinasi antara tua dan muda sehingga dapat saling mengisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement