Kamis 24 Jun 2010 02:55 WIB

Kampung Ambon Berbenah Guna Hapus Citra Sarang Narkoba

Rep: c22/ Red: Ririn Sjafriani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kawasan Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat berupaya mengubah citranya sebagai sarang narkoba.Bersama dengan Badan narkotika nasional (BNN) dan Yayasan Cinta Anak Bangsa dengan warga RW 07 melakukan pelatihan keterampilan yang terdiri dari menjahit, membordir, dan tata rias salon.

Sekitar 100 orang ibu-ibu dan remaja putri telah mendapat pelatihan tersebut selama tiga bulan sejak 22 Maret lalu. Pelatihan ini merupakan program community development tahap satu. Program ini ditutup pada Rabu, (23/6) di Kampung Permata, Jalan Mirah Kelurahan Kedaung, Kaliangke.

Mereka mempresentasikan hasil pelatihan dengan secara langsung. Antara lain, ada 36 orang yang menjahit, 22 orang membordir, dan 34 orang mendandani model.

 

Acara ini juga digelar sebagai peringatan Hari Antinarkoba Internasional (HANI) pada 26 Juni mendatang. Tema yang diusung adalah 'Jauhkan Narkotika dari Kehidupan dan Lingkungan Anda'.

Ketua fasilitator pelatihan keterampilan, Jimmy Pasanea mengatakan dari tiga pelatihan tersebut, yang sudah memiliki progres untuk bisa menghasilkan uang adalah tata rias untuk salon. Sedangkan menjahit dan membordir dianggap masih memerlukan pelatihan sebelum diterjunkan dalam dunia bisnis yang sebenarnya.

 

Namun, lebih dari itu, ia melihat potensi dari pelatihan ini untuk jangka panjangnya. Ia mengatakan menginginkan perubahan citra masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalnya. "Selama ini, Kampung Ambon dikenal sebagai sarang narkoba, padahal tidak demikian," katanya saat ditemui.

 

Konon, di Kampung Ambon ini siapa saja bebas bertransaksi narkoba. Peredaran barang haram tersebut berjalan rapi karena disusun oleh semua warga masyarakat dan semuanya saling melengkapi. Dari tukang ojek, petugas keamanan, ibu-ibu, pemuda, dan si pengedar sendiri.

 

Ia menilai metode kekerasan berupa razia atau penangkapan tidak sepenuhnya efektif untuk memberantas narkoba. Maka pendekatannya harus diubah. Hal ini dianggap bisa memberikan efek jangka panjang karena yang diubah adalah pola pikirnya.

 

 

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus E. Meliala mengatakan kepala rumah tangga yang sebenarnya di dalam keluarga adalah para ibu. "Mereka menjadi pengendali dalam rumah tangga," katanya

 

Kalaupun ada dalam satu keluarga menjadi pemakai, ia menilai para ibu bisa menjadi panutan yang baik. Mereka bisa mentransfer ilmu dari pelatihan ini untuk mencegah dan mengalihkan kegiatan anak-anak bahkan suaminya dari narkoba.

 

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Alternatif, BNN, Sam Budiono mengapresiasi upaya untuk memberdayakan warga dalam mengentaskan permasalahan yang selama ini dihadapi. "Program ini menjadi percontohan wilayah perkotaan untuk menangani narkoba lewat usaha partisipatif, bukan kekerasan," katanya. (c22)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement