Rabu 23 Jun 2010 03:38 WIB

Dua Pekan Gelar Razia, Satpol PP Jaring 420 Preman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Razia preman yang digelar sejak 14 lalu telah mengamankan sebanyak 420 orang yang beraksi di kendaraan umum.

"Sekarang sedang menjalani pembinaan di panti sosial di daerah Jakarta Barat, kecuali yang kriminal dikirim ke polisi," kata Kepala Satpol PP DKI Effendi Anas di Jakarta, Selasa.

Menurut Effendi, sebanyak tiga preman yang mengamen di kendaraan umum dikirim ke polisi karena membawa senjata tajam ketika beraksi. Sedangkan sisanya dikirimkan ke Panti Sosial milik Dinas Sosial DKI di Kedoya dan Cipayung untuk pembinaan. "Kalau perlu dipulangkan ke daerah asalnya, maka akan kita pulangkan ke kepala desa setempat, dilengkapi dengan surat keterangan," kata Effendi.

Sejauh ini belum ada preman atau pengamen yang dipulangkan ke daerah asal karena masih dilakukan pembinaan dan razia masih tetap berlangsung selama sebulan ke depan. Tim gabungan dari Satpol PP DKI, Dinas Perhubungan, Polda Metro Jaya dan TNI melakukan razia di angkutan umum secara acak untuk menjaring pengamen dan preman yang mengganggu kenyamanan penumpang dengan melakukan pemaksaan maupun pemerasan.

Beberapa titik yang menjadi sasaran razia adalah Jl Kebon Sirih, Jl Letjen Soeprapto, dan Jl Kramat di Jakarta Utara. Sedangkan di Jakarta Pusat penertiban antara lain dilakukan di Salemba dan Jl Kebon Sirih.

Di Jakarta Barat, beberapa titik yang menjadi sasaran penertiban adalah Pabrik Gelas Pasari, Pertamina, Jakarta Design Center Slipi dan di depan Universitas Trisakti.

Di Jakarta Timur, razia dilakukan antara lain di Pospol Cawang, Matraman dan Pospol Pemuda.

Effendi mengatakan setelah razia preman, pihaknya tetap akan melakukan razia rutin di seluruh wilayah. Hari pertama penertiban, tim gabungan menertibkan sebanyak 112 preman, 68 orang di Jakarta Pusat dan 44 orang di Jakarta Utara.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono memaparkan cara penertiban yang dilakukan tim gabungan adalah dengan diam-diam dan menggunakan pendekatan persuasif .

"Petugas Dishub akan naik angkutan umum secara acak menggunakan baju bebas, jika ditemukan ada preman maka akan mengirimkan SMS ke posko terdekat," kata Pristono.

Jika ditemukan adanya preman di angkutan umum maka bus tersebut akan dihentikan petugas untuk menertibkan sang preman.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement