Kamis 17 Jun 2010 00:58 WIB

Merangkum Mitos dan Legenda Indonesia-Jerman dalam Karya Seni Rupa

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Seniman Indonesia dan Jerman kembali menggelar proyek seni rupa. Gelaran kali ini diberi tema “U(DYS)TOPIA: Kemunculan kembali Mitos, Dongeng dan Legenda Indonesia dan Jerman di Masa Kini”, dalam siaran pers yang diterima redaksi Republik Online, Senin (14/6)

Program itu menampilkan karya seni berupa lukisan, patung dan barang seni lainnya yang merupakan hasil karya tujuh pasangan seniman dari Indonesia dan Jerman. Progrm U(DYS)TOPIA merupakan gabungan konsep Utopia dan Dystopia.

Untuk pertama kalinya masyarakat Jerman menyaksikan buah karya hasil tujuh pasang seniman yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Dengan U(DYS)TOPIA mereka mengeksplorasi satu tema yang sama dampak dari mitos-mitos legenda kedua bangsa ke dalam seni kontemporer.

Dalam dialog artistik secara langsung ini mereka melakukan kolaborasi dalam menciptakan karya seni berupa seni lukis dan seni rupa. Proses pembuatan karya ini berlangsung hampir satu setengah tahun.

Lamanya pembuatan karya seni ini mencerminkan betapa suatu karya gabungan antara dua konsep kultur yang berbeda sangatlah tidak mudah sehingga memerlukan kesabaran dan saling pengertian diantara seniman-seniman penciptanya. 

Proyek yang dimotori oleh seorang kurator dan pengajar seni rupa Indonesia Sudjud Dartanto (ISI Yogyakarta) bersama-sama seniman Franziska Fennert (Dresden) dan Lenny Ratnasari (Yogyakarta) dengan kurator dan penulis seni Jerman, Martin Jankowski, merupakan suatu terobosan kreatif di bidang seni.

Seniman Jerman terdiri dari Andrey Klassen, Ulrike Stolte, Yasmin Alt, Paul Pretzer, Fee Vogler, Franziska Fennert dan Constanze Deutsch. Sedangkan seniman Indonesia terdiri dari Sigit Bapak, Rifqi Sukma, Lashita Situmorang, Deni Rahman, Indra Dodi, Lenny Ratnasari dan Edo Pillu.

Acara pembukaan pameran yang dihadiri oleh lebih dari 100 orang pecinta seni ini telah dimeriahkan oleh alunan gending gamelan Sunda yang dibawakan oleh group gamelan Puspa Kencana dibawah naungan KBRI, serta dimanfaatkan untuk wahana promosi kuliner Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, mewakili Duta Besar RI, Wahyu Hersetiati Priyanto, Minister Counsellor, mengemukakan arti penting proyek seni U(DYS)TOPIA ini sebagai wahana promosi diplomasi publik juga meningkatkan wawasan seniman Indonesia maupun seniman Jerman dalam kancah internasional.

Dalam sambutannya, Mr. K. Müller dari Senat Berlin menyampaikan rasa gembiranya dengan adanya pagelaran seni ini yang semakin memperkaya kota Berlin sebagai kota multietnik. Pada saat ini kota Berlin telah menjadi kota internasional dan sangat terbuka terhadap berbagai budaya bangsa-bangsa dunia.

Proyek U(DYS)TOPIA diakui telah berhasil menyatukan generasi muda seniman dari dua negara. Pameran seni ini juga telah  menarik perhatian masyarakat  di kota Dresden bulan Mei yang lalu. Masyarakat pecinta seni di Berlin dapat menikmati karya-karya mereka yang digelar di Freise Museum Berlin sejak tanggal 12 Juni 2010. Pameran ini akan dilanjutkan di kota Köln pada bulan Oktober.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement