Sabtu 15 May 2010 05:37 WIB

Vaksin Meningitis Nonbabi Mulai Diproduksi

Rep: c02/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—-Vaksin meningitis nonbabi mulai diproduksi oleh salah satu perusahaan farmasi internasional. Vaksin tersebut rencananya akan diajukan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Departemen Agama untuk segera disahkan dan diberi labelisasi halal.

Menurut dr Hanadi Setiarto, Head of Commercial Operations PT Novartis Indonesia—perusahaan yang memproduksi vaksin meningitis nonbabi— pihaknya akan segera mengajukan proposal kepada pemerintah terkait penggunaannya bagi jema’ah haji Indonesia. Diharapkan pada musim haji tahun depan, penggunaan vaksin tersebut mulai bisa dilakukan. “Kita harapkan labelisasi halal segera dikeluarkan dan dapat digunakan bagi jamaah haji,” kata Hanadi ketika dijumpai di kantor PT Novartis Indonesia, Jum’at (14/5).

Ia menjelaskan, vaksin yang diproduksi kali ini, berbeda dengan vaksin meningitis terdahulu. Kini, vaksin dibuat tanpa menggunakan zat dari hewan. Sehingga, lanjutnya, vaksin ini halal dan aman bagi calon jama’ah aji. “Selain itu, keunggulan vaksin ini adalah lebih tahan lama dibanding vaksin terdahulu,” ujarnya.

Dengan formula yang baru ini, calon jamaah haji hanya perlu sekali menyuntikkan vaksin, sementara daya tahannya bisa dalam tempo beberapa tahun. “Jadi kalau vaksin terdahulu daya tahannya hanya beberapa bulan, kalau yang ini beberapa tahun. Jika anda sudah menyuntik vaksin pada tahun ini, maka tahun depan, kalau berangkat haji, tidak usah disuntik lagi,” ujar dr Hanadi mengumpamakan.

Ia menjelaskan, perbedaan antara vaksin terdahulu dengan vaksin terbarunya ini. Selain vaksin tidak menggunakan zat dari babi, vaksin meningitis yang baru ini juga lebih ampuh dalam mencegah masuknya bakteri dalam tubuh manusia.

Zat yang dipakai sebagai bahan pembuat vaksin berasal dari tubuh manusia. Zat tersebut kemudian digandakan dengan dibekukan terlebih dahulu. “Bedanya kalau dulu digandakannya dengan menggunakan kelenjar binatang sehingga mampu menghasilkan banyak vaksin, kalau ini tidak, “ jelasnya.

Dengan sistem seperti ini, vaksin yang dihasilkan lebih sedikit, namun terbebas dari campuran babi. Dengan kata lain, Hanadi mengungkapkan vaksin ini sangat aman digunakan bagi jema’ah haji. “karena itu, tidak usah ada lagi kekhawatira tentang vaksin yang mengandung babi,” ujarnya.

Walau begitu, vaksin meningitis nonbabi memiliki harga produksi yang lebih mahal dari vaksin meningitis terdahulu. Sehingga kemungkinan bakal ada kenaikan harga biaya haji, apabila vaksin ini resmi digunakan. “Kalau harga merupakan kewenangan pemerintah dan DPR,” tambahnya.

Senada dengan Hanadi, Corporate Communacation Manager PT Novartis Indonesia, Wanda Harahap optimis, vaksin ini akan memberi kepastian bagi calon jama’ah haji Indonesia. Ia juga yakin MUI akan segera member labelisiasi halal bagi vaksin tersebut.

Walau diproduksi di sebuah pabrik di negeri Italia, vaksin ini telah teruji dan memenuhi standarisasi halal sejumlah lembaga Islam internasional. “Produk ini telah diakui secara internasional dan dipakai sejumlah Negara di antaranya, Bangladesh, Amerika Serikat, dan Arab Saudi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam proses produksi ditempatkan ahli standar kehalalan, sehingga terjamin proses pembuatannya dari hulu hingga hilir. “Kami pun akan mengundang ahli dari MUI ke sana untuk memastikan proses produksi vaksin yang halal,” kata Wanda.

Jika disetujui penggunaannya oleh pemerintah, pihaknya akan segera memproduksi vaksin secara massal. “Kita harapkan segera ada tanggapan, sehingga kami dapat segera memproduksi kebutuhannya dan dapat digunakan dalam ibadah haji tahun ini,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement