Oleh: Fikrul Hanif Sufyan, Penulis Kepanduan Indonesia Muslim, dan Staf Pengajar di STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh

Ketika menapak di School Tot Opleiding Voor Indische Artsen (STOVIA), usia Kasman Singodimedjo sudah menginjak 16 tahun. Dua tahun kemudian, atau tepatnya tahun 1926, ia berjumpa dengan Moh. Roem  - yang kelak menjadi tandemnya di panggung politik.   

Kasman yang lebih tua usianya lima tahun dari Roem, sejak tahun 1924 telah bergabung dalam Jong Java. Satu tahun kemudian, pada 1 Januari 1925 bersama Syamsuridjal, Ki Musa al-Mahfudz dan Suhodo, Kasman mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). 

Tiga bulan setelah berdirinya JIB, Kasman bersama Sjamsuridjal merintis majalah Het Licht (An-Nur) milik Jong Islamieten Bond. Sejak tahun pertama bersekolah di STOVIA, Kasman sudah mendorong, agar Roem mau mengirimkan tulisannya untuk Het Licht. Alhasil, kali pertama tulisan Roem muncul pada tahun kedua majalah, Nomor 6 yang terbit pada Agustus 1926.

Tidak sebatas mengurus JIB, Het Licht – Kasman telah mengomandoi Natipy (Nationale Islamitisch Padvinderij) – organisasi kepanduan milik JIB sejak 1926. 

Dekatnya hubungan antara keduanya, Kasman kemudian mengajak Roem untuk bergabung dalam kepanduan Natipy. Dan, masa itu, Kasman sudah dikenal luas oleh siswa STOVIA dan pengurus JIB, selaku Troep Leider Groen, atau komando pasukan hijau dari Natipy.  

Ikuti Whatsapp Channel Republika