Kamis 09 Mar 2023 15:25 WIB

Tahun Ini, PTBA Targetkan Capaian Positif

Pasar global yang masih besar membutuhkan pasokan batu bara dari Indonesia.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Alat berat merapikan tumpukan batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (4/1/2022) (ilustrasi). PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada tahun ini mentargetkan penjualan volume batu bara bisa tumbuh menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara di tahun 2022 sebesar 31,7 juta ton.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Alat berat merapikan tumpukan batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (4/1/2022) (ilustrasi). PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada tahun ini mentargetkan penjualan volume batu bara bisa tumbuh menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara di tahun 2022 sebesar 31,7 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada tahun ini mentargetkan penjualan volume batu bara bisa tumbuh menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara di tahun 2022 sebesar 31,7 juta ton.

Pertumbuhan penjualan ini diharapkan bisa dicapai mengingat kondisi pasar global yang masih besar membutuhkan pasokan batu bara dari Indonesia. Selain itu, PTBA juga melakukan berbagai langkah strategis menyongsong tahun ini dengan lebih positif.

Baca Juga

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menjelaskan pada tahun ini perusahaan mentargetkan produksi batu bara mencapai 41 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi produksi tahun 2022 sebesar 37,1 juta ton. "Kami juga mentargetkan pertumbuhan pengakutan batu bara menjadi 32 juta ton atau tumbuh 11 persen pada tahun ini," ujar Arsal dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).

Dengan target agresif tersebut, perusahaan berharap bisa mencatatakan kinerja operasional dan kinerja keuangan yang positif dan lebih baik dari kinerja pada 2022. PTBA pada tahun buku 2022 berhasil membungkus laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun.

Capaian laba ini naik 159 persen dari realisasi laba di tahun 2021. Arsal menambahkan pencapaian laba bersih ini didukung dari pendapatan perseroan yang mencapai Rp 42,6 triliun atau naik 146 persen dari pendapatan 2021.

"Kenaikan signifikan dari pendapatan dan laba bersih perseroan didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang diikuti dengan meningkatnya permintaan di sektor batu bara, serta kenaikan harga jual batu bara yang signifikan," ujar Arsal.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement