REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah mengeluarkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yakni pengakuan capaian pembelajaran seseorang yang telah didapatkan dari pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja. RPL merupakan upaya mengatasi peningkatan keterampilan peserta didik dan memfasilitasi ke jalur pendidikan tinggi. Tapi, pengenalan RPL di kalangan calon mahasiswa dinilai masih belum cukup tinggi.
"RPL itu belum banyak dikenal karena masih baru," ujar Direktur Pembelajaran Online Binus University, Agus Putra, di Jakarta, Senin (13/2/2023).
Agus kemudian melihat data mahasiswa aktif di Binus pada 2022 yang jumlahnya mencapai sekitar 4.000 orang. Mahasiswa yang berasal dari latar belakang RPL baru berkisar 5 persen dari keseluruhan mahasiswa aktif. Dia mengatakan, selain pengaruh program yang masih baru, proses penilaian pun perlu dilakukan dengan hati-hati.
Menurut dia, calon mahasiswa yang akan mengikuti RPL perlu memberikan data terkait kompetensi yang mereka miliki. Hal tersebut mencakup sertifikat keahlian, pengalaman bekerja atau proyek tertentu dalam jangka waktu tertentu. "Itu semua dilampirkan karena kita ingin menjangkau mereka yang punya keahlian," kata dia.
Dia menjelaskan, RPL yang dilaksanakan di Binus University adalah untuk pekerja. RPL menjadi sarana untuk penyetaraan akademik atas pengalaman kerja atau pelatihan bersertifikasi untuk memperoleh kualifikasi pendidikan tinggi. Dia menambahkan, di Binus Online, ada lima prodi yang terbuka bagi RPL, yakni akuntansi, manajemen bisnis, sistem informasi, teknik industri, dan teknik informatika.
“Dari lima prodi yang dibuka, paling diminati adalah manajemen, sistem informasi, dan teknik industri. Itu mulai menanjak. Banyak pekerja yang bekerja di industri tertentu mulai tertarik ke prodi itu,” ujar dia.
Binus University menghadirkan Binus Online untuk memenuhi kebutuhan di bidang pendidikan para pekerja yang sulit membagi waktu dan menyesuaikan kuliah dengan pekerjaan. Di Binus Online, pekerja yang hendak melanjutkan pendidikan dapat belajar dengan fleksibel karena sistem pembelajaran yang sepenuhnya daring.
"Kami melihat, kebutuhan akan online learning ini semakin masif. Karena itu, semenjak tahun 2000 kami telah menghadirkan pembelajaran Multi-Channel Learning atau MCL yang kemudian berkembang menjadi Binus Online hingga saat ini. Selain itu, kami juga tetap menjunjung integritas bagi binusian Binus Online, yakni menyontek sama dengan DO," ujar Rektor Binus University, Harjanto Prabowo.
Program-program yang diterapkan antara lain rekognisi pembelajaram lampau (RPL) dan Flexible Program. RPL adalah penyetaraan akademik atas pengalaman kerja atau pelatihan bersertifikasi untuk memperoleh kualifikasi pendidikan tinggi di berbagai program studi Binus Online. Sementara itu, Flexible Program adalah berbagai program dan sistem yang dapat dipilih oleh calon mahasiswa saat akan mendaftar di Binus Online.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
