Jumat 09 Dec 2022 15:00 WIB

Cara Cerdas Investasi Reksadana untuk Mengalahkan Inflasi

Bagaimana cara yang tepat dalam melawan inflasi? Yuk, simak ulasan berikut ini selengkapnya.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Cermati

Sebagian orang pasti tidak asing dengan istilah “menabung pangkal kaya”. Tidak ada yang salah memang, tapi jika di zaman seperti sekarang, rasa-rasanya menabung saja tidaklah cukup. 

Pasalnya, ada yang namanya inflasi yang harus dipantau dan diikuti perkembangannya. Inflasi menyebabkan nilai uang berubah akibat gejolak perekonomian yang terjadi saat ini. 

Secara sederhana inflasi merupakan keadaan yang membuat nilai uang yang dimiliki mengalami penurunan nilainya. Inilah yang menyebabkan sejumlah harga barang maupun jasa terus-menerus mengalami kenaikan.

Salah satu contohnya, di tahun 2010 silam harga mie instan per bungkus kurang lebih Rp 1.000. Saat ini, setelah hampir sepuluh tahun berlalu, harganya sudah mencapai Rp 2.800 an per bungkus. Artinya, pengeluaran untuk satu bungkus mie instan bertambah menjadi Rp 1.800, kenaikan inilah yang dinamakan sebagai inflasi.

Sekarang cukup jelas, bukan? Meskipun uang yang dimiliki bertambah karena menabung dengan rajin, tapi nilainya makin lama makin berkurang. Sehingga apa yang dulu bisa dibeli dengan nilai uang tersebut, tak bisa dibeli lagi saat ini.

Lantas, bagaimana cara yang tepat dalam melawan inflasi? Yuk, simak ulasan berikut ini selengkapnya.

 

Cara Cerdas Melawan Inflasi dengan Reksadana

investasi reksadana

Inflasi harus diikuti perubahannya, supaya bisa melakukan aksi yang tepat untuk melawannya. Salah satu jawabannya adalah dengan meningkatkan nilai uang yang dimiliki agar bisa melebihi tingkat inflasi. Yaitu dengan cara memilih investasi. 

Memangnya mengapa tak cukup hanya dengan menabung saja?

Sebagai gambaran, per bulan Mei 2022 inflasi Indonesia mencapai angka 3,55 %. Sementara itu, menurut data dari Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia suku bunga untuk investasi deposito dengan masa 12 bulan rata-rata per bulan Juni 2022 sekitar 3,27 %.

Angka tersebut bahkan masih kotor, karena belum dikenakan pajak bunga deposito sebesar 20 %. Ini artinya, return alias imbal hasil yang diterima secara bersih hanya sekitar 2,62 %. 

Jika hanya bertumpu atau mengandalkan tabungan saja, nilai uang lambat laun justru akan mengalami penurunan hingga -0,93 % (2,62 % – 3,55 %).

Sekarang, coba bandingkan jika mulai untuk berinvestasi, misalnya saja reksa dana pasar uang yang bisa dibilang cukup rendah risiko.

Menurut data dari situs Bareksa, rata-rata imbal hasil yang diperoleh dari investasi reksa dana pasar uang bahkan bisa mencapai angka 4 % lebih. Angka tersebut bahkan merupakan hasil return yang sudah dikurangi pajak, sehingga investor sudah terima bersih.

Artinya dengan memilih berinvestasi di reksa dana pasar uang, setidaknya bisa sedikit mengalahkan inflasi. Sebab, uang yang diinvestasikan masih bisa surplus sekitar 0,81 % (4,36 % – 3,55 %). Dibanding investasi deposito yang masih harus dipotong pajak lagi, bukankah reksa dana pasar uang masih lebih baik?

Baca Juga: Keuntungan Berinvestasi Reksa Dana, Mahasiswa Perlu Tahu!

Manfaat Reksadana Pasar Uang dan Risikonya

Umumnya, reksa dana pasar uang mampu memberikan potensi imbal hasil investasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan deposito maupun tabungan. Berikut ini beberapa manfaat dari berinvestasi di reksa dana pasar uang dan risikonya yang perlu diperhatikan, antara lain:

Manfaat Reksadana Pasar Uang Risiko Reksadana Pasar Uang
Pilihan investasi terjangkau, dengan harga mulai dari Rp 50.000, semua orang bisa memilih jenis investasi ini. Bukan hanya itu, bahkan ada yang bisa dimulai dari harga Rp 10.000. NAB atau nilai aktiva bersih mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya:

  • Perubahan suku bunga sehingga menyebabkan adanya fluktuasi imbal hasil pada instrumen investasi di pasar uang.
  • Penurunan harga pada efek portofolio.
Peluang keuntungan yang diperoleh jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan maupun deposito. Risiko likuiditas, sebetulnya reksa dana pasar uang merupakan instrumen dengan likuiditas tinggi dan bisa dicairkan setiap saat dengan mudah. Namun, ketika semua investor ingin mencairkan asetnya, maka pihak manajer investasi atau penerbit unit reksa dana akan kesulitan untuk mencairkan aset tersebut.
Pengelolaan dananya lebih profesional, karena dikelola oleh seorang manajer investasi dengan pengalaman dan keahlian yang mumpuni di bidangnya. Risiko terjadinya wanprestasi, baik dari bank, pihak yang menerbitkan surat berharga maupun dari manajer investasi. Hal ini mungkin terjadi ketika investor melakukan penarikan dana secara besar-besaran.
Waktu lebih efisien, karena tidak harus melakukan analisis investasi maupun administrasi secara detail. Semuanya sudah ditangani pengelola yang ditunjuk, yakni manajer investasi. Risiko akibat gejolak politik dan ekonomi. Inilah alasannya para investor wajib untuk selalu update dengan setiap perkembangan  kondisi politik dan ekonomi. Supaya, bisa lebih mudah dalam memprediksikan perkembangan terkait aset yang telah diinvestasikan.
Menjadi opsi diversifikasi investasi yang cerdas, karena dialokasikan pada instrumen investasi dalam berbagai jenis. Risiko dari faktor lainnya yang tak bisa diprediksi. Seperti misalnya, perubahan peraturan yang terkait dengan instrumen investasi tersebut.
Keuntungan dari segi perpajakan, sebab imbal hasil dari investasi reksa dana tidak termasuk objek pajak. Sehingga, investor tidak lagi harus menanggung beban pajak. -
Termasuk investasi yang likuid, artinya bisa sewaktu-waktu dicairkan dengan mudah sesuai hari bursa. -
Lebih transparan, sebab perkembangan NAB maupun data kepemilikannya mudah di monitor kapan saja. -

Baca Juga: Mengulik Pentingnya Tugas Dan Kewajiban Manajer Investasi Reksa Dana

Kalahkan Inflasi dengan Strategi Investasi Cerdas, Bukan Cuma Menabung Saja

Daripada pusing memikirkan inflasi yang terus-menerus naik dari waktu ke waktu, kini saatnya untuk melakukan strategi investasi yang lebih cerdas. Menabung memang baik, tapi agar bisa melawan inflasi tidak cukup dengan sekadar menabung saja.

Perlu aksi yang lebih konkret dan cerdas, sebab inflasi yang terus menghantui setiap saat. Investasi secara cerdas dan rutin akan membantu meningkatkan nilai kekayaan yang dimiliki. Nah, salah satunya dengan memilih instrumen investasi reksa dana pasar uang. Tapi, jangan lupa untuk mempelajari manfaat dan risikonya sebelum memutuskan pilihan, ya. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Daftar Reksadana Paling Cuan Tahun Ini, Mau Beli yang Mana?

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement