Rabu 07 Dec 2022 12:30 WIB

Pelatih Maroko Beberkan Cara Buat Spanyol tak Berkutik

Spanyol benar-benar dibuat bermain membosankan oleh Maroko.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih kepala Maroko Walid Reragui terlempar ke udara pada akhir pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia antara Maroko dan Spanyol, di Education City Stadium di Al Rayyan, Qatar, Selasa, 6 Desember 2022.
Foto: AP/Julio Cortez
Pelatih kepala Maroko Walid Reragui terlempar ke udara pada akhir pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia antara Maroko dan Spanyol, di Education City Stadium di Al Rayyan, Qatar, Selasa, 6 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, AL RAYYAN -- Sosok pelatih Walid Regragui turut menjadi sorotan saat tim nasional Maroko lolos ke perempatfinal Piala Dunia 2022. The Atlas Lions baru saja menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar.

Kedua tim bertemu di Education City Stadium, Al Rayyan. Sepanjang 90 menit, duel yang berakhir pada Rabu (7/12/2022) dini hari WIB itu berkesudahan imbang 0-0. Laga berlanjut ke perpanjangan waktu.

Baca Juga

Situasi tidak berubah. Penentuan pemenang harus melalui adu penalti. Pada sesi ini Wakil Afrika berjaya.

Setelah pertandingan, Regragui bereaksi. Ia memahami, sebelum laga berlangsung mereka tidak diunggulkan. Namun karena memakai pendekatan yang tepat, Maroko berhasil meredam La Roja.

"Spanyol salah satu tim terbaik di dunia, jika bukan yang terbaik. Kami tidak bisa bermain terlalu tinggi, karena itulah yang mereka inginkan. Kami sabar, dan tahu jika sampai di sana (adu penalti), kami memiliki peluang dengan adanya salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Kami berjuang untuk itu," kata juru taktik 47 tahun, dikutip dari BBC Sports International.

Aksi kiper Yassine Bounou patut diacungi jempol. Dua kali ia menepis sepakan penggawa La Furia Roja saat adu penalti. Itu memudahkan rekan-rekannya ketika menjadi eksekutor ke gawang lawan.

Maroko menjadi tim Jazirah Arab pertama yang lolos perempatfinal Piala Dunia. Jika berdasarkan benua, the Atlas Lions wakil Afrika keempat yang menembus fase tersebut. Mereka menyusul Kamerun pada 1990, Senegal (2002), serta Ghana (2010).

"Sungguh momen bersejarah. Anda bisa melihat dan merasakan betapa berartinya hal tersebut bagi bangsa itu. Tidak ada yang mengira, mereka bisa sejauh ini," ujar mantan winger Skotlandia, Pat Nevin.

Bukan hanya kejelian taktik pelatih yang berperan penting dalam kelolosan Maroko. Pengorbanan pemain juga berandil besar. Skipper Romain Saiss tetap berlaga meski mengalami ganguan di hamstringnya. Nayef Aguerd tampil luar bisa sebelum cedera. Sofyan Amrabat menjelajah di seluruh area lapangan.

Terakhir yang tak kalah pentingnya, dukungan penggemar. Semua berbondong-bondong menuju Qatar demi mendukung aksi Hakim Ziyech dan rekan-rekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement