Selasa 22 Nov 2022 12:38 WIB

Perjalanan Panjang Menuju Al Bayt

Saya dibuat takjub dengan megahnya Al Bayt.

Jurnalis Republika Fernan Rahadi
Foto: Istimewa.
Jurnalis Republika Fernan Rahadi

(Jurnalis Republika Fernan Rahadi dari Doha, Qatar)

REPUBLIKA.CO.ID, Tanpa disangka-sangka, saya mendapatkan tiket laga pembuka Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, Ahad (20/11/2022). Ceritanya, saya sudah memesan tiket tersebut lewat FIFA Booking and Seating, sebuah platform untuk pemesanan tiket bagi wartawan peliput Piala Dunia, sejak jauh-jauh hari.

Namun, hingga saya tiba di Doha, Qatar, 17 November 2022 lalu, permintaan tersebut belum kunjung mendapatkan jawaban. Padahal, sejumlah wartawan yang berangkat bersama saya mengaku telah mendapatkan tiket tersebut. Saya pun sudah pasrah tidak bisa menonton laga pembuka yang mempertemukan tuan rumah Qatar melawan tim Amerika Latin, Ekuador. Saya sudah berencana hanya meliput di luar stadion selama berlangsungnya opening ceremony Piala Dunia 2022 dan laga antara kedua kesebelasan.

Namun, tiba-tiba hari Sabtu (19/11/2022) FIFA menjawab permintaan saya. Bunyinya adalah saya mendapatkan salah satu dari dua permintaan yang saya ajukan, yakni tempat duduk di tribun media di Stadion Al Bayt. Saya pun legawa meskipun permintaan saya yang lain, yaitu akses untuk masuk ke ruang konferensi pers tidak dikabulkan. Barangkali, mengingat itu merupakan laga pembuka, antusiasme para jurnalisme dari seluruh dunia juga cukup besar untuk menghadiri laga tersebut.

Saya pun segera mempersiapkan perjalanan ke Al Bayt. Pada Ahad siang, saya dan beberapa wartawan asal Indonesia mendatangi Main Media Center (MMC) yang terletak di dalam Qatar National Convention Center (QNCC) untuk mencetak tiket tersebut. Prosesnya sangat cepat. Hanya dengan melakukan scan barcode yang ada di kartu akreditasi pers saya, tiket tersebut bisa langsung tercetak di sebuah mesin pencetak tiket.

Lima jam sebelum kickoff, saya sudah memulai perjalanan menuju Al Bayt. Seperti terlihat di peta Doha yang saya buka sebelumnya, perjalanan ke Al Bayt dari QNCC bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dengan mobil. Berhubung para wartawan disediakan alat transportasi gratis yakni shuttle bus, saya dan teman-teman pun memilih moda tersebut untuk mencapai Al Bayt.

Tak dinyana, mencapai stadion yang terletak di wilayah Al Khor tersebut memakan waktu lebih dari 30 menit. Akibat kemacetan menuju stadion, perjalanan tersebut mesti ditempuh lebih dari satu jam. Saya pun dalam hati sedikit bersyukur karena sudah mengalokasikan waktu cukup panjang. Apalagi tiga jam sebelum kickoff, saya sudah berkomitmen untuk membuat sebuah siaran live streaming untuk Republika TV.

Sampai di Stadion Al Bayt, saya melihat pemandangan unik di mana terdapat puluhan binatang unta di sepanjang jalan masuk menuju pintu masuk utama. Unta-unta yang masing-masing ditunggangi satu orang berpakaian tradisional Qatar tersebut membentuk sebuah barisan untuk menyambut sejumlah tamu undangan yang masuk melalui jalan tersebut.

Selesai melakukan laporan langsung di pelataran stadion, saya pun masuk ke dalam stadion. Saya dibuat takjub dengan megahnya Al Bayt. Untuk mencapai kursi yang berada di Block 510, saya bisa menggunakan lift yang tersedia. Sampai atas, masih perlu menaiki beberapa anak tangga lagi untuk mencapai tribun media. Dari kursi yang terletak pada baris kedua dari atas tersebut, tergambar demikian jelas kemegahan stadion yang baru dibuka 30 November 2021 itu.

Namun, saya agak kecewa di tempat duduk para jurnalis Indonesia tidak disediakan layar monitor untuk menonton pertandingan sebagaimana para wartawan tuan rumah dan sejumlah wartawan dari media Barat. Untunglah, kekecewaan tersebut terbayar lunas melihat opening ceremony yang sangat bagus.

Beberapa performer yang tampil pada hari itu di antaranya adalah anggota grup BTS asal Korea Selatan, Jeon-jung Kook, dan aktor Amerika Serikat, Morgan Freeman. Sayangnya, hebatnya performa tuan rumah pada opening ceremony tersebut tidak diimbangi oleh penampilan timnas Qatar saat menghadapi Ekuador. Sepanjang 90 menit laga, tim besutan Félix Sanchez gagal memecah dominasi tim Amerika Selatan tersebut dan dipaksa takluk 0-2.

Selesai pertandingan, kami kembali ke tempat parkir bus untuk kembali ke QNCC. Di luar dugaan, terdapat antrean panjang para wartawan yang hendak menaiki bus. Meskipun demikian, belum terlihat satu pun bus yang parkir di sana. Saya baru menyadari belakangan bahwa memang terdapat aturan bus-bus tersebut baru diminta menjemput para wartawan satu jam setelah laga selesai. Karena saya tidak mendapatkan jatah konferensi pers, saya pun terpaksa mengantre hampir satu jam di tempat tersebut.

Perjalanan dari Al Bayt ke QNCC pun kembali memakan waktu satu jam. Sehingga ditambah perjalanan dari QNCC ke penginapan saya yang kurang lebih ditempuh dalam waktu satu jam, saya baru sampai penginapan pukul satu malam waktu setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement