Jumat 01 Jul 2022 16:43 WIB

Tjahjo Kumolo Meninggal di Hari Jumat, Ini Keutamaannya Menurut Islam

Jumat disebut juga sayyidul ayyam atau hari terbaik dalam satu pekan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Petugas mengangkat peti jenazah almarhum Menpan-RB Tjahjo Kumolo di Rs Abdi Waluyo, Jakarta, Jumat (1/7/2022). Tjahjo Kumolo tutup usia pada Jumat pukul 11.10 WIB karena sakit setelah dirawat secara intensif dan rencananya akan di makamkan di TMP Kalibata. Tjahjo Kumolo Meninggal di Hari Jumat, Ini Keutamaannya Menurut Islam
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas mengangkat peti jenazah almarhum Menpan-RB Tjahjo Kumolo di Rs Abdi Waluyo, Jakarta, Jumat (1/7/2022). Tjahjo Kumolo tutup usia pada Jumat pukul 11.10 WIB karena sakit setelah dirawat secara intensif dan rencananya akan di makamkan di TMP Kalibata. Tjahjo Kumolo Meninggal di Hari Jumat, Ini Keutamaannya Menurut Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo meninggal dunia pada Jumat (1/7/2022). Kabar duka ini dikonfirmasi Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat.

 

Baca Juga

"Benar, saya juga dapat info yang sama," kata Djarot Saiful Hidayat di Jakarta, Jumat (1/7/2022).

 

Kabar duka ini tentunya mengejutkan banyak pihak. Meski begitu, sebagian besar umat Muslim percaya bahwa wafatnya seorang Muslim di hari Jumat merupakan pertanda baik karena Jumat disebut juga sayyidul ayyam atau hari terbaik dalam satu pekan.

 

Pendapat ini dijelaskan juga oleh mantan Mufti Agung Mesir Syekh Ali Jumah yang menyebut seorang Muslim boleh memandang meninggal dunia pada hari Jumat adalah tanda yang baik. Pendapat ini senada demgan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW berikut:

 

ما من مسلم يموت يوم الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر  

 

Artinya: "Tidaklah seorang Muslim yang meninggal pada hari Jumat atau Jumat malam, kecuali Allah SWT akan melindunginya dari siksa kubur."

 

Dilansir dari Elbalad, hadits ini diriwayatkan At Tirmidzi dari Rabi’ah bin Yusuf dari Ibnu Amr bin Al Ash. Menurut al-Tirmidzi, hadits ini tergolong gharib, tidak bersambung sanadnya, tidak pernah diketahui Rabi’ah mendengar dari Ibnu Amr. Namun At Thabrani menyatakan hadits tersebut muttashil (tersambung sanadnya).

 

Syekh Jum'ah juga menjelaskan, terhadap hadits tersebut, Imam Tirmidzi menilai hadits itu memiliki kelemahan. Sedangkan, Imam Bukhari meriwayatkan bahwa siapa pun yang meninggal pada hari Senin juga merupakan tanda yang baik. Hal ini karena pada hari Senin Rasulullah SAW wafat. 

 

Kendati demikian, Syekh Jum'ah mengatakan, salah satu keutamaan meninggal pada hari Jumat, yaitu karena pada hari tersebut banyak jamaah yang berduyun-duyun ke masjid untuk melaksanakan sholat Jumat. "Dan mereka juga dapat melakukan sholat ghaib untuk orang yang meninggal," ujarnya. 

Ada beberapa riwayat serupa tentang wafat di hari Jumat. Misalnya riwayat Humaid dari Iyas bin Bukair yang menyatakan: “Siapa yang meninggal di hari Jumat, dia dicatat mendapat pahala syahid dan aman dari siksa kubur." Namun, menurut Syekh Muhammad Anwar Syah al-Kasymiri, hadits-hadits tersebut tidak sampai kepada derajat hadits sahih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement