Rabu 16 Mar 2022 05:18 WIB

Ibu Kota Baru yang Dikelilingi Hutan

IKN Nusantara akan dibangun dengan konsep green dan forest city

Presiden Jokowi saat prosesi penyatuan tanah dan air dari gubernur se-Indonesia di kawasan titik 0 km Ibu Kota Negara Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3).
Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat prosesi penyatuan tanah dan air dari gubernur se-Indonesia di kawasan titik 0 km Ibu Kota Negara Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3).

Oleh : Gita Amanda, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Senin (14/3/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menterinya menggelar prosesi ritual kendi penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi di Indonesia. Sebagai tanda restu, dari seluruh wilayah di Indonesia atas penunjukkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Tak hanya penanaman pohon dan penyatuan air serta tanah dari 34 provinsi, sebagai rangkaian dari acara tersebut, Presiden juga ''kemah'' bareng para menteri di sana. Mereka bermalam di tengah hutan, yang dimana lokasi tenda presiden berdiri disebut akan menjadi istana negara nantinya.

Presiden mungkin ingin menjajal tempat itu dari awal masih ''nol'', sebelum nantinya menjadi salah satu tempat penting di negara ini. Makanya, mungkin itu juga makna lain dari penyebutan lokasi tersebut sebagai ''Titik Nol IKN Nusantara''. Semua dimulai dari nol di sana.

Presiden memperkirakan pembangunan IKN akan memakan waktu yang tak sebentar, kurang lebih 15-20 tahun baru akan rampung. Itu artinya bukan Jokowi mungkin, presiden yang akan menempati istana di IKN Nusantara. Tapi jika proyek ini benar berjalan, tentu Jokowi yang akan tercatat dalam sejarah sebagai presiden pertama yang ''menginap'' di IKN.

Memang banyak hal menarik yang bisa dibahas jika menyangkut IKN, mulai dari pemilihan namanya, penunjukkan kepala otoritanya, hingga soal dana yang akan digunakan dalam membangun IKN. Tapi bukan itu yang mau dibahas kali ini. Yang juga menarik dari IKN adalah soal desain keseluruhannya yang digadang-gadang akan menjadikannya kota ramah lingkungan.

Jokowi mengatakan, konsep pembangunan IKN Nusantara adalah kota hutan. Bahkan melalui Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya, Presiden meminta agar 70 persen wilayah IKN tetap dikelilingi hutan. Jadi dari 256 ribu hektare sekitar 179 ribunya akan tetap sebagai hutan.

IKN juga akan dibangun dengan konsep green dan forest city yang prinsip utamanya menyesuaikan pembangunan dengan alam. IKN akan dibangun dengan diiringi rehabilitasi hutan serta reklamasi bekas-bekas tambang di wilayah tersebut. Tak hanya itu, pembangunan IKN juga akan memperhatikan koridor satwa.

Di lahan IKN nantinya juga akan ditanam, tanaman-tanaman industri yang monokultur. Atau satu jenis. Yang dapat ditebang setiap tujuh tahun. Selain itu Jokowi mengatakan, akan pula membangun nursery atau pusat persemaian yang akan fokus pada tanaman endemik, tanaman lokal. Tanaman-tanaman tersebut nantinya diharapkan menarik minat hewan-hewan seperti kupu-kupu untuk datang. Indah bukan?

Kendaraan ramah lingkungan

Kendaraan ramah lingkungan pun disebut-sebut akan menjadi alat transportasi wajib di ibu kota baru nantinya. Pemerintah belakangan memang sedang gencar menggenjot penggunaan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.

Untuk itu, Jokowi menyebutkan kendaraan listrik akan menjadi bagian dari transportasi di IKN Nusantara. Bahkan ia mengatakan tak akan ada kendaraan berbahan bakar fosil di IKN Nusantara.

Kota akan dirancang untuk kendaraan ramah lingkungan, pesepeda dan pejalan kaki. Kendaraan umumnya pun akan dirancang ramah lingkungan. Malah dengar-dengar akan digunakan angkutan umum autonomous alias tanpa pengemudi di IKN Nusantara.

Wah, dibayangan saya, sudah seperti di film-film Hollywood sci-fi dengan latar dunia yang futuristik IKN Nusantara ini nantinya. Kota modern tapi penuh pepohonan, kendaraan listrik. Kota yang bersih dan indah. Angkutan umum tanpa pengemudi. Mungkin mobil terbang nantinya juga ada. Siapa tahu?

Yah semoga pembangunan IKN ini memang mengarah pada hal baik. Tak merugikan banyak pihak. Sebab sekarang saja sudah banyak warga di sana yang mengeluh, lahan rumahnya tiba-tiba kena "patok" untuk pembangunan IKN.

Semoga pembangunan IKN membawa Indonesia menjadi lebih baik. Tak menumpuk lebih banyak utang atau mengabaikan hal lain yang lebih penting saat ini, demi proyek ''masa depan''.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement