Rabu 16 Feb 2022 07:57 WIB

PBB: Polusi Udara Lebih Membunuh Dibandingkan Covid-19

Polusi dari kegiatan negara dan perusahaan menyumbang lebih banyak kematian

Rep: Mabruroh/ Red: Nur Aini
Polusi udara. Ilustrasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa polusi udara dari bahan-bahan kimia beracun lebih membunuh daripada Covid-19.
Foto: Dailymail
Polusi udara. Ilustrasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa polusi udara dari bahan-bahan kimia beracun lebih membunuh daripada Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa polusi udara dari bahan-bahan kimia beracun lebih membunuh daripada Covid-19. Laporan itu berdasarkan temuan PBB yang diterbitkan pada Selasa (15/2/2022).

 

Baca Juga

“Polusi oleh negara dan perusahaan berkontribusi terhadap lebih banyak kematian secara global daripada Covid-19, sebuah laporan lingkungan PBB menyerukan tindakan segera untuk melarang beberapa bahan kimia beracun,” bunyi laporan itu dilansir dari Arab News, Rabu (16/2/2022).

 

Laporan itu mengatakan polusi dari pestisida, plastik, dan limbah elektronik menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas dan setidaknya 9 juta orang mengalami kematian dini per tahun. Menurut penelitian, masalah itu kerap kali selalu diabaikan.

 

Menurut agregator data Worldometer pandemi virus corona telah menyebabkan hampir 5,9 juta kematian.

“Pendekatan saat ini untuk mengelola risiko yang ditimbulkan oleh polusi dan zat beracun jelas gagal, yang mengakibatkan pelanggaran luas terhadap hak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” kata penulis laporan tersebut, Pelapor Khusus PBB David Boyd, menyimpulkan.

 

"Saya pikir kami memiliki kewajiban etis dan sekarang hukum untuk berbuat lebih baik," katanya.

Karena akan dipresentasikan bulan depan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang telah mendeklarasikan lingkungan yang bersih sebagai hak asasi manusia, dokumen itu diposting di situs web Dewan pada Selasa lalu. Itu termasuk mendesak larangan polifluoroalkil dan perfluoroalkil, zat buatan manusia yang digunakan dalam produk rumah tangga seperti peralatan masak antilengket yang telah dikaitkan dengan kanker dan dijuluki "bahan kimia selamanya" karena mereka tidak mudah rusak.

Kepala HAM PBB Michelle Bachelet menyebut ancaman lingkungan sebagai tantangan hak global terbesar. Limbah kimia akan menjadi bagian dari negosiasi pada konferensi lingkungan PBB di Nairobi, Kenya, mulai 28 Februari, termasuk proposal untuk membentuk panel khusus, mirip dengan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim.

Baca:

Twitter Aktifkan Mode Otomatis Blokir akun yang Melecehkan

Persiapan Singkat, Bali United Fokus Pemulihan Pemain

Target Kunjungan 40 Juta Wisatawan, Ini yang Dilakukan Pemprov Jabar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement