Kamis 26 Aug 2021 05:15 WIB

Harapan dan Ketakutan Pengungsi Afghanistan di Qatar 

Warga Afghanistan khawatir dan tidak percaya kepada Taliban.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Warga Afghanistan yang baru saja dievakuasi mengeringkan pakaian mereka di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021.
Foto: AP/Matthias Schrader
Warga Afghanistan yang baru saja dievakuasi mengeringkan pakaian mereka di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Seorang wanita Afghanistan yang mengungsi ke Qatar, Mariam tinggal di sebuah apartemen minimalis di Doha, Qatar. Ia tinggal bersama suami dan tiga anaknya sebagai salah satu keluarga pengungsi yang mendapatkan tempat perlindungan di negara tersebut.

Sebelum mengungsi, Mariam adalah advokat yang biasa memperjuangkan akses dan representasi penyandang disabilitas, khususnya perempuan. Dia bekerja dengan berbagai LSM, sementara suaminya adalah seorang dokter gigi.

Baca Juga

Saat keluarga Mariam menyaksikan provinsi demi provinsi jatuh ke tangan Taliban, ketakutan mereka tumbuh. Suatu pagi, dia bangun dan menyiapkan sarapan seperti biasa, tetapi rasa takut telah mendorongnya ke titik puncak dan keluarganya bergegas menuju ke bandara Kabul. 

Keluarga itu menghabiskan tiga hari mencoba memasuki bandara Kabul yang kacau dan penuh sesak. Mariam memiliki dokumentasi yang diperlukan dan tahu nama mereka ada dalam daftar evakuasi, tetapi harus memohon kepada pejuang Taliban di dekat bandara agar mengizinkan mereka terbang ke Doha.

Baca juga : Ketika Perempuan Mesir Bertekad Jadi Penyanyi Lagu Religi

Pertolongan dan rasa bersalah

Meski lega bisa terbang ke Doha bersama keluarganya, Mariam mengaku merasa bersalah. Dia sudah mendengar cerita teman-teman perempuan di Afghanistan yang ditolak dari tempat kerja mereka oleh Taliban dan orang lain yang takut tampil di depan umum di bawah penguasa baru.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement