Sabtu 15 May 2021 15:42 WIB

Kemenhub Perkirakan Puncak Arus Balik pada 16 dan 20 Mei

Kemenhub dan instansi terkait akan melakukan skrining terhadap pemudik.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Kendaraan melintas di jalan tol trans Sumatera Bakauheni-Palembang Kilometer 77 di desa Sababalu, Lampung Selatan, Lampung, Senin (10/5/2021). Pada H-3 Idul Fitri 1442 H, arus lalu lintas di jalan tol trans Sumatera Bakauheni-Palembang serta arah sebaliknya terpantau masih sepi dan banyak didominasi kendaraan pengangkut barang.
Foto: Antara/Ardiansyah
Kendaraan melintas di jalan tol trans Sumatera Bakauheni-Palembang Kilometer 77 di desa Sababalu, Lampung Selatan, Lampung, Senin (10/5/2021). Pada H-3 Idul Fitri 1442 H, arus lalu lintas di jalan tol trans Sumatera Bakauheni-Palembang serta arah sebaliknya terpantau masih sepi dan banyak didominasi kendaraan pengangkut barang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan arus balik akan terjadi pada tanggal 16 dan 20 Mei 2021. Masyarakat diimbau untuk menghindari waktu-waktu yang diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah pemudik.

Selama masa arus balik ini, Kemenhub bersama Kementerian Kesehatan akan melakukan pemeriksaan tes antigen kepada pemudik di dua tempat penghubung antarpulau yakni Bakauheni dan Gilimanuk.

Baca Juga

Kedua tempat ini dinilai sensitif menjadi tempat penyebaran Covid-19. Terkait hal ini, pemerintah meyakini perlu dibuat sebuah pengaturan khusus agar mobilisasi masyarakat tidak banyak mempengaruhi angka penyebaran Covid-19 nantinya.

"Ini menjadi satu mandatori. Bahkan Pak Menteri Kesehatan memberikan subsidi antigen di beberapa tempat itu," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam diskusi Antisipasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran, Sabtu (15/5).

 

Selain di dua titik tersebut, Kemenhub juga berkoordinasi dengan Korlantas untuk melakukan skrining pemudik. Bagi kendaraan yang masuk jalan tol wajib memiliki hasil negatif Covid-19 dengan rapid test antigen.

"Kalau mereka belum, terpaksa kita lakukan random test di titik-titik tertentu yang kita lakukan di rest area. Kalau terjadi lonjakan yang over mungkin akan kita lakukan contraflow dari segi lalu lintas," kata dia lagi.

Budi mengatakan, pihaknya akan memantau langsung seluruh proses skrining tersebut. "Apa yang kami lakukan ini sudah dikoordinasikan dengan Kakorlantas, Kakorlantas akan melakukan satu manajemen lalu lintas dengan maksimal, dan tentunya tim dishub, tim TNI juga membantu, baik upaya melakukan rapid test atau manajemen perjalanan itu sendiri," kata dia lagi.

Menurut Budi, saat ini arus mudik jauh lebih sedikit daripada biasanya. Baik itu di jalur udara, darat, laut, semuanya mengalami penurunan yang sangat tinggi. Sejak 22 April, setidaknya sebanyak 1,5 juta orang terhitung keluar dari Jabodetabek.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement