Jumat 07 May 2021 10:25 WIB

Sejarah Panjang Masjid Biru Soekarno di Rusia

Soekarno meminta Blue Mosque yang dijadikan gudang medis dikembalikan jadi masjid.

Blue Mosque atau Masjid Biru di kota Saint Petersburg, Rusia dikenal rakyat Indonesia sebagai Masjid Soekarno.
Foto: Fauzi Bustami/dok pribadi
Blue Mosque atau Masjid Biru di kota Saint Petersburg, Rusia dikenal rakyat Indonesia sebagai Masjid Soekarno.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fauzi Bustami, Alumni Program Magister dari National Research University Higher School of Economics, Moskow, Rusia

Blue Mosque atau Masjid Biru di Kota Saint Petersburg, Rusia, dikenal rakyat Indonesia sebagai Masjid Soekarno. Karena itu, Masjid Biru jadi salah satu tujuan wajib sebagian besar wisatawan Indonesia yang berkunjung ke kota tersebut.

Lantas, apa hubungannya masjid di Rusia dengan Presiden pertama RI tersebut? Mufti Masjid Biru, Ravil Panchaeev, yang juga Ketua Dewan Muslim untuk wilayah St Petersburg dan Barat Laut Rusia, menjelaskan alasannya.

Blue Mosque atau dalam bahasa Rusia disebut Санкт-Петербу́ргская мече́ть (atau Sankt Peterburgkaya Mecet) terletak di Kota St Petersburg, yang merupakan kota kedua terbesar di Rusia. Dinamakan masjid biru karena bangunan tersebut memiliki kubah berwarna biru. Masjid ini mulai dibangun pada 1910 dan secara resmi dibuka pada 1913.

photo
Blue Mosque atau Masjid Biru di Kota Saint Petersburg, Rusia, dikenal rakyat Indonesia sebagai Masjid Soekarno. - (Dok. Fauzi Bustami)

Sebelumnya, sangatlah sulit untuk memperoleh izin pembangunan rumah ibadah umat Islam di Ibu Kota Kekaisaran Rusia tersebut. Penguasa Rusia saat itu, Tsar Nicholas II, pada 1907 akhirnya memberikan izin pembangunan masjid ini sebagai penghargaan atas kontribusi warga Muslim yang turut membangun Kota St Petersburg. Tsar Nicholas II sendiri sebelumnya pernah berkunjung ke Indonesia (Hindia-Belanda) pada 1890 saat masih berstatus sebagai Putra Mahkota.

Dana terbesar pembangunan masjid ini berasal dari Said Abdoul Ahad, Emir Bukhara (Uzbekistan). Upacara peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan pada 3 Februari 1910 dan dihadiri tokoh-tokoh pemerintahan, keagamaan, dan masyarakat lainnya, termasuk di antaranya Mohammad Alim Khan, Duta Besar Kekhalifahan Ottoman serta Tevkelev, pemimpin Partai Muslim di Parlemen Rusia (Duma).

Baca juga : Peninggalan Sejarah Rute Karavan Kuno antara Taif dan Makkah

Blue Mosque dibangun dengan meniru arsitektur Gur-e-Amir, makam dari Timurlenk di Samarkand. Masjid ini dilengkapi menara setinggi 49 meter, kubah setinggi 39 meter, dan mampu memuat hingga lima ribu jamaah. Pada saat dibangun, umat Islam di St Petersburg diperkirakan 8.000 orang.

Bagian muka dari bangunan masjid merupakan gabungan ornamen oriental dan mozaik biru pirus. Dinding masjid dibuat dari batu granit abu-abu dan kubah serta menaranya ditutupi dengan mozaik keramik berwarna biru langit.

photo
Blue Mosque atau Masjid Biru di Kota Saint Petersburg, Rusia dikenal rakyat Indonesia sebagai Masjid Soekarno. - (Dok. Fauzi Bustami)

Bagian depan masjid dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat Alquran. Sementara, bagian dalamnya dibuat dari marmer berwarna biru dan lantainya dilapisi oleh karpet yang dibuat para perajin dari Asia Tengah.

Pada masa berkuasanya rezim Komunis Uni Soviet (1920-an hingga 1991), hampir semua tempat ibadah seluruh agama, baik Kristen Ortodoks Rusia, Kristen Katolik, Islam, Yahudi, Buddha ditutup dan sebagian besar dialihfungsikan. Ada yang menjadi rumah sakit, asrama, penjara, dan lain-lain. Masjid Biru ditutup pada 1940 dan dialihfungsikan menjadi gudang medis.

Lalu, apa kaitan masjid ini dengan Presiden pertama RI Soekarno?

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement