Kamis 08 Apr 2021 06:59 WIB

Usai Kemensetneg, Kini Akun Setkab yang Diserbu Warganet

Akun Setkab yang diserbu memuat berita pada 2016, Jokowi kantongi Rp 11 ribu triliun.

Status Twitter Sekretariat Kabinet (Setkab) diserbu warganet.
Foto: Dok
Status Twitter Sekretariat Kabinet (Setkab) diserbu warganet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai akun Twitter Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) diserbu oleh warganet (netizen), kali ini hal serupa menimpa akun Sekretariat Kabinet (Setkab). Sebelumnya, warganet menyentil akun @KemensetnegRI, foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi saksi pernikahan selebritas Atta Halilintar-Aurel Hermansyah di sebuah hotel di Jakarta Selatan, Sabtu (3/4).

Warganet menganggap akun institusi negara tidak pas mengunggah kegiatan RI 1 yang tidak terkait dengan agenda kepresidenan. Alhasil, akun Kemensetneg dibanjiri komenteri yang rata-rata brnada negatif.

Kali ini, akun Setkab yang menjadi sasaran warganet. Tapi, status akun yang diserang sebenarnya sudah lama. Status tersebut diunggah pada 26 November 2016. Akun tersebut mengunggah berita tentang Presiden Jokowi berjudul 'Datanya Sudah Ada, Presiden Jokowi: Uang Kita yang Disimpan di Luar Negeri Rp 11 Ribu Triliun'.

Di tautan berita itu, Jokowi mengaku, di kantongnya ada data uang yang disimpan di luar negeri begitu besar mencapai Rp 11 ribu triliun. "Yang hadiri di sini saya hapal satu, dua masih nyimpan di sana, masih. Wong namanya ada di kantong saya," kata Jokowi di acara sosialisasi pajak di Hotel Clarion, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (25/11) malam Wita.

Meski itu sudah status lama, tapi warganet menyerbu akun Setkab. Jika dilihat di reply atau quote tweets, banyak akun baru yang mengomentari status Setkab tersebut. Hingga Kamis pagi pukul 06.55 WIB, sudah ribuan orang yang mengomentari status Setneg tersebut.

Baca juga : Bank Indonesia catat Pengajuan KPR Himbara Naik 40 Persen

Rata-rata mereka menagih uang di kantong Jokowi sebanyak Rp 11 ribu triliun. Bahkan, ada yang mendukung Jokowi untuk segera mencairkan uang di kantong untuk membayar utang pemerintah yang sudah tembus Rp 6.000 triliun per Januari 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement