Kamis 04 Mar 2021 10:00 WIB

Tempat Makan Halal di Singapura Berkembang Pesat

Banyak gerai makanan di Singapura yang bersertifikat halal

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Salah satu restoran di Singapura, mencatumkan dengan jelas makanan yang mereka jual adalah makanan halal.
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Salah satu restoran di Singapura, mencatumkan dengan jelas makanan yang mereka jual adalah makanan halal.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA --- Tempat makan halal di Singapura berkembang pesat. Kini sudah lebih banyak gerai makanan dan minuman (F&B) di Singapura yang buka dengan memiliki sertifikat halal dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti dilansir The Straits Times pada Kamis (4/3) menurut laporan perdana tentang perilaku konsumen Muslim dan tren makanan halal di Singapura menyebutkan pasar makanan halal di negara itu diperkirakan mencapai 1 miliar dollar pada 2019, dengan 700 juta dollar dihabiskan oleh Muslim lokal.

Laporan setebal 58 halaman itu dirilis kemarin oleh konsultan gaya hidup dan perjalanan Muslim CrescentRating dan perusahaan solusi teknologi pembayaran global Mastercard.

Laporan itu memilah data survei dari 500 Muslim berusia 15 hingga 70 tahun yang menanggapi kuesioner, wawancara dengan pakar dan akademisi tentang makanan halal, temuan dari studi tentang makanan halal di Singapura, serta wawasan dari CrescentRating dan platform perjalanan online Halal Trip.

Dari 500 responden, 218 di antaranya adalah kaum milenial berusia 25 hingga 40 tahun. Pengeluaran makanan per kapita mereka pada tahun 2019 adalah  1.177 dollar. Untuk 161 orang Gen X yakni berusia 41 hingga 55 tahun, pengeluaran per kapita tahunan mereka untuk makanan sedikit lebih tinggi yaitu 1.214 dollar.

Dalam survei itu hampir 78 persen responden adalah perempuan. Laporan tersebut mencatat bahwa setidaknya 65 persen responden setuju bahwa ada banyak variasi makanan halal di Singapura.

Namun salah satu keluhan mereka adalah pilihan makanan halal tidak tersedia secara luas di seluruh pulau, terutama di daerah barat dan jantung kota dan terkonsentrasi di beberapa cluster seperti Arab Street dan Geylang Serai.

Sekitar empat dari 10 responden mengatakan beberapa masakan non-Asia seperti makanan Prancis, Meksiko, Yunani, dan Spanyol tidak ditawarkan cukup banyak yang tersedia makanan halal.

Sementara itu 88 persen responden mengetahui tentang pilihan makanan halal baru melalui media sosial. Sebagian besar dari mereka yang berbagi pengalaman dan pendapat terutama melalui WhatsApp, Facebook, dan Instagram berusia 25 hingga 34 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement