Jumat 25 Sep 2020 07:30 WIB

Dokter: Saat Ini yang Terbaik Tetap Belajar dari Rumah

Ada sejumlah alasan yang membuat dokter rekomendasikan anak-anak belajar dari rumah.

Guru mengajar pada hari pertama masuk sekolah di Sekolah Dasar Negeri Garot, Desa Ketapang, Kecamatan Darui Imarah, Kabapaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (23/9/2020). Anak yang sudah kembali belajar di sekolah berisiko tertular dan menularkan Covid-19.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Guru mengajar pada hari pertama masuk sekolah di Sekolah Dasar Negeri Garot, Desa Ketapang, Kecamatan Darui Imarah, Kabapaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (23/9/2020). Anak yang sudah kembali belajar di sekolah berisiko tertular dan menularkan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan anak dr. Mesty Ariotedjo bersama rekan-rekannya di Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendukung pembelajaran jarak jauh untuk saat ini. Salah satu alasannya, terkait temuan penelitian yang menunjukkan potensi anak menjadi pembawa (carrier) virus.

Mesty menjelaskan, ketika anak terutama di bawah usia lima tahun terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, virus yang dibawanya bisa lebih banyak 10-100 kali lipat dibandingkan yang dibawa orang dewasa.

Baca Juga

"Artinya, dipikirkan kemungkinan mereka menularkan ke orang lain itu jauh lebih besar dibandingkan dewasa," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis.

Faktor kekebalan tubuh anak yang belum sempurna bisa menjadi salah satu alasan jumlah virus atau viral load mereka lebih tinggi dari orang dewasa. Lebih lanjut, jika anak-anak membawa virus, lalu di rumahnya ada anggota keluarga yang sudah berusia di atas 70 tahun atau lanjut usia dan penyandang penyakit penyerta, seperti hipertensi dan diabetes, maka mereka bisa lebih berisiko tertular virus.

"Ketika anak-anak sekarang sekolah, lalu bertemu orang tuanya atau bahkan kakek neneknya, atau jika orang tuanya punya hipertensi, maka ini akan berisiko sekali. Oleh karena itu, dari IDAI masih tetap sama adalah tetap pembelajaran jarak jauh," tutur Mesty.

Di sisi lain, anak-anak, terutama usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD), belum memahami protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan aturan mengenakan masker. Belum lagi, ada kemungkinan mereka bertukar-tukar masker.

Sebenarnya, menurut Mesty, di masa anak-anak masih belajar dari rumah seperti saat ini, orang tua bisa kembali menanamkan pada anak perilaku hidup bersih dan sehat dan penerapan protokol kesehatan. Ayah dan ibu bisa mengajarkan sembari mencontohkan anak mencuci tangan sebelum beraktivitas.

Caranya harus tepat, yakni menggunakan air mengalir selama 20 detik hingga langkah mencuci tangan yang dianjurkan para pakar kesehatan. Mereka juga bisa mengajari menggunakan masker di rumah. IDAI merekomendasikan ini diajarkan pada anak usia di atas dua tahun.

"Anak diajarkan sama-sama pakai masker. Ketika anak mulai sekolah, dia sudah terbiasa menggunakan masker. Lalu jaga jaga jarak, yang terbaik kalau bisa di rumah saja," kata Mesty.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement