Jumat 03 Jul 2020 05:10 WIB

3 Cara Menilai Kegawatdaruratan Anak di Rumah (1)

Ada kondisi yang membuat anak membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Dokter anak yang menggunakan APD bertema kartun bersiap memeriksa pasien di RSIA Tambak, Jakarta, Kamis (18/6/2020). Ada sejumah kondisi darurat yang membuat anak segera memerlukan perawatan medis.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Dokter anak yang menggunakan APD bertema kartun bersiap memeriksa pasien di RSIA Tambak, Jakarta, Kamis (18/6/2020). Ada sejumah kondisi darurat yang membuat anak segera memerlukan perawatan medis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kondisi tertentu yang membuat anak perlu sesegera mungkin mendapatkan pertolongan medis. Kondisi darurat itu bisa dicek melalui tiga pertanda, yakni behavior (perilaku), breathing (upaya napas), dan body color (warna badan) atau dikenal sebagai 3B.

Bila mendapati ada hal-hal yang berbeda dari 3B ini, orang tua sebaiknya segera memeriksakan anak mereka ke dokter atau ke rumah sakit. Berikut bagian pertama dari dua tulisan.

Baca Juga

Breathing

Menilai upaya napas juga bisa dilakukan oleh orang tua di rumah. Terkait upaya napas, ayah dan ibu perlu memerhatikan apakah anak mereka bernapas dengan normal ataukah ada hal tak biasa yang terjadi ketika anak bernapas.

 

Salah satu hal tak biasa yang mungkin terjadi adalah ada cekungan di antara dada dan perut atau di bagian bawah leher ketika bernapas. Kondisi ini menunjukkan bahwa anak mengalami sesak napas dan dia sedang menggunakan otot-otot bantu napasnya.

Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah cuping hidung anak yang tampak kembang kempis ketika bernapas atau anak bernapas dalam posisi tripod. Posisi tripod adalah posisi di mana anak tampak menyangga badannya saat bernapas.

"Kalau anak ada tripod position, kemudian cuping hidungnya kembang-kempis, kadang dia bisa berkeringat dingin, maka kita harus berhati-hati mungkin ada sesuatu," kata dr Yogi Prawira SpA(K) melalui edukasi daring yang diselenggarakan dalam rangka HUT Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ke-66.

Body color

Warna badan juga dapat memberi petunjuk mengenai kondisi anak. Orang tua perlu waspada bila tubuh anak tampak pucat, memiliki bercak-bercak, atau tampak membiru.

Untuk mengetahui anak pucat atau tidak, ayah dan bunda bisa membandingkan telapak tangannya sendiri dengan telapak tangan anak. Tentunya dengan asumsi bahwa orang tua tidak pucat atau tidak mengalami anemia.

Kemunculan bercak pada kulit anak bisa disebabkan oleh beragam hal. Pada bayi yang kecil, terkadang kedinginan juga bisa memunculkan bercak-bercak pada kulit. Akan tetapi, bercak-bercak di kulit juga bisa menjadi pertanda lain, seperti dehidrasi atau syok.

Pada anak yang berkulit lebih gelap, kondisi kulit membiru mungkin agak sulit untuk diperhatikan. Sebagai solusinya, orang tua bisa mengecek daerah mulut dan gusi. Dalam kondisi normal, gusi seharusnya berwarna merah.

"Perhatikan daerah gusi dan daerah mulut ya, kalau memang betul biru, kemungkinan ada kadar oksigen di darahnya itu turun. Sudah bahaya banget, jangan ditunda-tunda (ke rumah sakit)," tutur Yogi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement