Globalisasi, MPR: Kampus Berperan Lestarikan Kearifan Lokal

Bamsoet menilai Bali sebagai representasi "wajah pariwisata" Indonesia,

MPR
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta dunia kampus seperti Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa mempertahankan, menjaga, dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di tengah derasnya gempuran arus globalisasi.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta dunia kampus seperti Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa mempertahankan, menjaga, dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di tengah derasnya gempuran arus globalisasi.

Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai tantangan mewujudkan visi membangun UHN I Gusti Bagus Sugriwa sebagai kampus yang terdepan dalam dharma, widya, dan budayaakan semakin kompleks dan dinamis. "UHN sebagai kampus yang berbasiskan agama, tantangan ke depan tidak hanya dalam hal memperjuangkan dharma sebagai nafas kampus, melainkan juga mempertahankan, menjaga, dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di tengah derasnya gempuran arus globalisasi," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (22/12).

Hal itu dikatakan Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RIdi Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Bali, Selasa. Bamsoet menilai, Bali sebagai representasi "wajah pariwisata" Indonesia, juga menjadi pusaran arus peradaban yang masuk melalui kehadiran jutaan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Menurut dia, kehadiran wisatawan memang telah menyumbangkan kontribusi penting dalam memajukan perekonomian namun juga harus menyadari bahwa pariwisata bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai paham, yang jika tidak kita sikapi dengan hati-hati, dapat menggerus nilai-nilai kearifan lokal bangsa.

"Daya tarik Bali tidak hanya dari keindahan alamnya, tetapi juga dari keramah-tamahan penduduk dan kekhasan adat istiadat serta budaya, yang sangat kental diwarnai nilai-nilai ajaran agama Hindu," katanya.

Politikus Partai Golkar itu menilai UHN I Gusti Bagus Sugriwa sebagai institusi akademis yang lekat dengan agama Hindu memiliki peran pentinguntuk menjaga, mempertahankan, dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal tersebut melalui implementasi dharma perguruan tinggi.

Selain itu, dia mengapresiasi kelahiran Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa, yang merupakan alih status dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2020.

Dia menilai UHN tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan bagi umat Hindu, melainkan juga bagi Bangsa Indonesia karena telah memiliki universitas negeri Hindu pertama di Indonesia. "Penerbitan Perpres tersebut oleh Presiden Joko Widodo merupakan manifestasi pengakuan dan penghormatan negara atas keberagaman dan kemajemukan bangsa," ujarnya.

Dia menilai, dalam konsepsi kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak ada lagi sekat-sekat yang membatasi seperti dikotomi mayoritas-minoritas, termasuk dalam aspek keagamaan, karena semua aspirasi dan kepentingan diperhatikan oleh negara.

Bamsoet menekankan bahwa peningkatan status dari Institut menjadi Universitas juga menghadirkan konsekuensi semakin besarnya tanggung jawab akademis yang harus diemban civitas akademika UHN I Gusti Bagus Sugriwa.

"Antara lain pengembangan kampus untuk melahirkan sumber daya manusia yang tidak saja berkualitas dari aspek mutu pendidikan, tetapi juga dari aspek kebangsaan," katanya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler