Mahfud MD: Datanglah ke TPS, Pilih Pemimpin yang Baik

Hasil pilkada akan berdampak pada baik-buruknya suatu daerah dalam 5 tahun ke depan.

Kemenpolhukam
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Mahfud MD, meminta masyarakat yang mempunyai hak pilih untuk menggunakannya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020. Ia berpesan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang baik demi masa depan daerah masing-masing.

"Hari ini, tanggal 9 Desember, datanglah ke TPS (tempat pemungutan suara). Berikan suara saudara untuk memilih pemimpin saudara, untuk memilih kepala daerah saudara," ujar Mahfud lewat video singkat yang diterima Republika.co.id, Rabu (9/12).

Mahfud kemudian berpesan kepada masyarakat yang daerahnya melaksanakan pilkada untuk memilih pemimpin yang baik. Itu perlu dilakukan karena hasil pilkada ini akan berdampak pada baik-buruknya suatu daerah dalam lima tahun ke depan.

"Pilihlah pemimpin yang baik, pemimpin saudara, karena lima tahun ke depan baik atau tidaknya daerah saudara ditentukan oleh pilihan saudara hari ini. Karena itu gunakan hak pilih sebaik-baiknya," kata dia.

Mahfud mengingatkan semua pihak untuk tetap menjaga kondusivitas pilkada dan melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. Dia meminta semua pihak menggunakan hak suara sebaik-baiknya sesuai dengan protokol kesehatan yang telah diatur Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Mudah-mudahan tanggal 9 sore atau tanggal 10 pagi kita semua masing-masing sudah tahu hasil pilkada. Meskipun resminya, pengumuman resminya, masih harus menunggu beberapa waktu lagi," jelas dia.

Semua itu Mahfud sampaikan saat ia berada di Arab Saudi. Setelah Senin (7/12) lalu bertemu dengan pimpinan Etidal, Syech Mansour, hari Selasa (8/12) Mahfud bertemu dengan Sekjen Rabithah Alam Islami atau World Moslem Leage (WML), Syech Abdul Karim Al Issa di kantornya, di Riyadh, Arab Saudi.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu, keduanya menegaskan tentang perlunya penerapan wawasan moderasi Islam atau Wasathiyah Islam di kalangan kaum Muslimin di seluruh dunia. Dengan beragamnya agama dan keyakinan di seluruh dunia, maka diperlukan inklusivisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kaum muslimin diminta tidak terjebak ke dalam sikap ekstrimisme-radikal atau liberalisme, melainkan harus menjadi umat jalan tengah yang menjadi agen perdamaian. Menurut Mahfud, konsep Wasathiyyah Islam sangat cocok bagi umat Islam di Indonesia sebab di Indonesia banyak agama dan keyakinan yang dianut oleh umatnya.

"Indonesia adalah laboratorium pluralisme dan toleransi yang paling efektif di dunia karena merupakan negara dengan pendududuk Muslim terbesar di dunia dan dengan berbagai agama dan madzhab keagamaan yang sangat lengkap. Semua bisa hidup berdampingan," kata Mahfud dalam keterangan persnya.

Menko Polhukam RI dan Sekjen Rabithah Alam Islami selanjutnya bersepakat untuk menjalin kerja sama dalam mendakwahkan Islam yang berwawasan Wasathiyyah Islam melalui jaringan-jaringan yang dimiliki, baik oleh Kemenko Polhukam RI maupun Rabithah Alam Islami.

 
Berita Terpopuler