Minat Masyarakat Mendaftar Jadi KPPS Turun akibat Pandemi

Minat mendaftar jadi KPPS menurun karena masyarakat takut jalani rapid test

Antara/Muhammad Iqbal
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) mengawasi pemilih di bilik suara khusus saat simulasi pemungutan suara dengan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di TPS 18 Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/9/2020). KPU akan menyiapkan satu bilik suara khusus di setiap TPS yang diperuntukan bagi pemilih yang suhu tubuhnya diatas 37 derajat saat pemungutan suara Pilkada serentak 2020.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Minat masyarakat untuk mendaftar sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pilkada 2020 di sejumlah kabupaten di Sulawesi Tengah menurun di tengah pandemi Covid-19. Minat masyarakat menjadi KPPS turun dibanding pilkada pada situasi normal sebelumnya.

"Awalnya memang banyak yang mengambil formulir, tapi banyak yang tidak mengembalikan karena takut rapid test," kata Ketua KPU Donggala Unggul dihubungi dari Palu, Kamis.

Dia mengatakan masyarakat di Donggala banyak yang fobia dengan virus corona. Kondisi ini ikut berdampak pada minat masyarakat untuk mendaftar sebagai petugas di TPS dalam pelaksanaan pilkada di tengah pandemi Covid-19.

Untuk mengantisipasi hal itu pelaksana pemilu di tingkat kecamatan dan desa terpaksa harus turun langsung mencari orang. Mereka sekaligus memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pilkada di tengah pandemi.

"Alhamdulillah sekarang sudah terpenuhi semua, kita tinggal menunggu verifikasi berkasnya," kata Unggul.

KPU Donggala sebelumnya sempat memperpanjang pendaftaran rekrutmen KPPS karena belum terpenuhinya peserta yang diharapkan. "Sekarang sudah terpenuhi bahkan satu TPS ada yang mendaftar sampai 10 sampai 13 orang," jelasnya.

Kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Tolitoli. Di sana peminat menjadi anggota KPPS cukup tinggi di masa pandemi ini.

"Ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama di masa pandemi ini ekonomi lagi sulit sehingga banyak orang yang ingin mencari aktivitas yang menghasilkan uang," kata Komisioner KPU Tolitoli Muhadir.

Kedua, kata dia, kerja petugas KPPS kali ini tidak berat dibanding Pemilu 2019 karena hanya ada dua kotak suara untuk pemilihan gubernur dan bupati. Muhadir mengakui pendaftaran rekrutmen KPPS diperpanjang sampai 19 Oktober 2020 tetapi bukan karena dampak pandemi.

"Masyarakat banyak yang terkendala dengan persyaratan karena banyak yang namanya masuk dalam parpol, tetapi tidak sepengetahuan mereka," katanya.

Dia menerangkan minat masyarakat cukup tinggi karena terbukti dengan jumlah calon KPPS yang melebihi dari jumlah yang dibutuhkan. "Ada yang satu TPS 15 sampai 20 orang," katanya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler