Hidayat: Saya Santri, Mendukung Hari Santri

ist
Hidayat Nur Wahid
Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, melakukan kunjungan kerja ke Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta, Ahad (23/10). Dalam pertemuannya dengan warga Kelapa Dua tersebut, Hidayat mengutarakan dukungan atas adanya Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober.

"Saya dulu santri di Pondok Modern Darussalam Gontor," ujarnya.

Hidayat mengatakan Hari Santri merupakan janji Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2014. Dalam kesempatan itu, rencananya Hari Santri hendak ditetapkan pada 1 Muharram. Penetapan 1 Muharram itu menimbulkan perdebatan, hingga suatu ketika Hidayat Nur Wahid bertemu dengan Ketua PBNU.

Dalam pertemuan tersebut, Hidayat memberi saran agar penetapan Hari Santri mempunyai kaitan historis dengan santri. Dia menyarankan agar di saat pendiri NU, KH. Hasyim Asyhari, mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad, 22 Oktober 1945, tanggal dan bulan itu dijadikan Hari Santri. Usulan itu mendapat sambutan dan dukungan dari PBNU.

Resolusi Jihad, menurut Hidayat, merupakan sebuah bentuk heroisme kaum santri. "Santri mempunyai peran menyelamatkan Indonesia saat pertempuran di Surabaya dari upaya penjajahan kembali," katanya. "Perjuangan tersebut menunjukkan umat Islam tak terpisahkan dari Indonesia.''

 

 
Berita Terpopuler