HNW: Kerusuhan di Rutan Bengkulu Jadi Kritikan Keras Pemerintah

ROL/Fian Firatmaja
Hidayat Nur Wahid
Rep: Eko Supriyadi Red: Winda Destiana Putri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan terjadi saat razia narkoba dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu di rumah tahanan (Rutan) Bengkulu beberapa waktu lalu. Keributan itu pun berujung pada terbakarnya seluruh blok hunian yang menyebabkan lima napi tewas.

''Ini kritik keras kepada pemerintah, bahwa di dalam Rutan hukum bisa ditegakan secarta maksimal. Bukan malah di dalamnya terjadi pelanggaran hukum,'' kata wakil ketua MPR Hidayat Nur Wahid, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/3).

Menurutnya, apa yang dikhawatirkan kepala BNN Budi Waseso benar-benar terjadi, dimana narkoba justru dikelola melalui Lapas-lapas maupun Rutan.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah segera melakukan pembenahan besar-besaran untuk membasmi jaringan narkoba di dalam Lapas dan Rutan. Bahkan, kalau perlu Lapas yang terindikasi terjadi transaki narko itu diserbu aparat.

Selain itu, penting juga peningkatan kualitas petugas Lapas, bukan hanya soal SDM, tapi juga alat-alat keamanan di dalam Lapas.

''Saya sangat mendorong Menkumham untuk berani melakukan koreksi atas kejahatan yang terjadi di Lapas-lapas,'' ujar dia.

Kalau pejabat Lapas terbukti melakukan penyimpangan, lanjut Hidayat, maka harus segera diganti. Dia mengaku sering mendengar keluhan dari Kepala BNN bahwa gaji petugas Lapas itu rendah, sehingga memberi ruang bagi petugas untuk disuap.

''Karena itu bagian dari solusi, selain dari pengawasan, maka masuk akal kalau kesejahteraan ditingkatkan, sehingga tidak ada alasan untuk disuap,'' jelasnya.

 
Berita Terpopuler