Pancasila Berhadapan dengan Ancaman Liberalisasi

Aktivis yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengusung spanduk dan poster berjalan kaki menuju kantor DPRA saat aksi menolak liberalisasi migas dan kenaikan bahan bakar minyak di Banda Aceh, Jumat (7/11). (Antara/Ampelsa)
Rep: Gita Amanda Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Menghadapi perkembangan dunia global, khususnya menyambut pasar bebas, Indonesia diharapkan dapat mengikutinya. Namun Indonesia harus menjadi negara maju yang tetap berpijak pada pancasila.

Hal tersebut disampaikan anggota MPR dari Fraksi Golongan Karya (Golkar), Ahmad Mujib Rahmat di sela-sela 'Seminar Nasional bertema Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan', yang diselenggarakan di Bengkulu, Selasa (7/7).

Mujib mengatakan, saat ini Indonesia dihadapkan pada berbagai hal. Sebagai sebuah bangsa, Indonesia harus bisa menghadapi modernisasi zaman tanpa meninggalkan akar budayanya.

"Jangan sampai kita nanti terombang-ambing. Liberalisasi kian berkembang dan berhadapan dengan nilai-nilai Pancasila,"  ungkapnya.

Menurut Mujib, saat ini ada suasana yang membuat pancasila seakan-akan merupakan produk Orde Baru. Ini membuat beberapa pihak terkesan enggan menyebut pancasila sebagai dasar negara. Ini menurutnya perlu ditata kembali.

"Saya kira harus dibedakan antara generasi pemimpinnya dan komitmen kebangsaan kita," ujar Mujib.

 
Berita Terpopuler