Pemuda Harus Lahirkan Gagasan untuk 100-500 Tahun Mendatang

Republika/ Tahta Aidilla
Ketua MPR Zulkifli Hasan (kanan) berbicara saat membuka Rakornas Kerukunan Antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia di Jakarta,Senin (18/5).
Rep: c82 Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menjadi keynote speech dalam seminar nasional bertema 'Masa Depan Nasional Indonesia: Kedaulatan, Kebangsaan, Kewarganegaraan, dan Kepemimpinan'. Di hadapan para dosen ilmu politik dari 42 perguruan tinggi di Indonesia, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, pemuda zaman dahulu memiliki gagasan yang jauh ke depan untuk Indonesia merdeka.

Pada 1 Juni 1945, Bung Karno di depan rapat BUPKI berpidato mengemukakan gagasan yang sangat visioner jauh ke depan. Gagasan tersebutlah, lanjutnya, yang akhirnya membuat Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.

"Agenda seperti ini yang bisa menentukan bagaimana negara kita setelah 100 tahun merdeka. Bayangkan waktu itu Indonesia terjajah tapi pemudanya miliki pemikiran yang visioner," kata Zulkifli di gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (12/6).

Dia mengatakan, visionernya Indonesia dapat dilihat dengan adanya empat konsensus dasar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keempat hal itu, menurut Zulkifli sudah menjadi kesepakatan bulat.

"Tak ada pilihan lain selain untuk mewujudkan janji-janji kebangsaan itu. Kita ingin seperti pemuda 1945, melahirkan gagasan untuk Indonesia 100-500 tahun mendatang," ujarnya.

Zulkifli mengatakan inti dari konsesus-konsesus tersebut adalah kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong royong. Ia pun mempertanyakan apakah demokrasi di Indonesia saat ini sudah sesuai dan tepat.

"Apakah demokrasi kita seperti ini sudah tepat? Perlu kita kaji. Di MPR ada badan pengkajian yang kerja sama dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia," kata Zulkifli. 

 
Berita Terpopuler