'Radikalisme Bukanlah Nilai Budaya Islam'

Antara
Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) MPR RI menyesalkan adanya pemblokiran situs Islam yang baru-baru ini dilakukan oleh pemerintah. Menurut Irgan, situs-situs tersebut banyak berisi tentang pengetahuan dan pemahaman terhadap Islam bukan berisi tulisan yang mendorong radikalisme. 

 

Dia menegaskan bahwa paham radikalisme bukanlah nilai budaya Islam. Justru sebaliknya Islam menentang radikalisme. "Islam agama yang toleran. Islam adalah rahmatan lil alamin. Justru Islam sangat menentang radikalisme," kata Irgan usai membuka seminar nasional bertema "Nilai-nilai Budaya Islam dalam Membangun Kebangsaan dan Ketatanegaraan Indonesia di Era Demokratisasi dan Keterbukaan", Senin (6/4).

 

Irgan tidak memungkiri tumbuhnya paham radikalisme di masyarakat khususnya pada generasi muda. Karena itu perlu upaya untuk menangkal radikalisme. Namun, pemblokiran situs menurutnya menimbulkan ketersinggungan umat Islam. Pemerintah, kata dia, terlalu terburu-buru memblokir situs-situs itu. Seharusnya pemerintah mengajak bicara para pengelola situs tersebut.

 

 "Untuk itu kita terus melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Sosialisasi ini memberi pemahaman atas Pancasila, UUD, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

 

Dia percaya, sosialisasi empat pilar bisa mencegah meluasnya paham radikalime. Seminar nasional kerjasama antara Fraksi PPP dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel menampilkan pembicara Zainut Tauhid Saadi (sekretaris fraksi), Okky Asokawati (bendahara fraksi), Acmad Muzaki (Dekan FISIP UIN Sunan Ampel), dan Ali Hasan Siswanto.

 

 
Berita Terpopuler