Mentan Gandeng TNI Kawal Optimasi Program Pompanisasi di Indonesia

Mentan berharap program pompanisasi bisa memastikan lancarnya pertamanan Juni-Agustus

Republika/Dessy Suciati Saputri
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Rep: Fauziah Mursid  Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama para perwira tinggi Jenderal TNI memastikan program optimasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik. Menurutnya, saat ini sudah lebih dari 30 ribu pompa yang terpasang di lahan-lahan eksisting. 

Amran berharap, pertanaman yang akan dilakukan pada bulan Juni, Juli dan Agustus nanti dapat memastikan pangan di bulan September mendatang dalam kondisi aman sehingga Indonesia dapat mempercepat swasembada.

"Pertama adalah kita harus memastikan sekaligus menggerakkan 30 ribu pompa yang di lahan eksisting ini beroperasi dengan baik. Jangan sampai sawah kering tapi pompa tidak berjalan," ujar Amran dalam Rapat Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Optimasi Lahan dan Pompanisasi Bersama TNI dalam Rangka Percepatan Penambahan Areal Tanam pada Jumat (17/05/2024).

Berikutnya, kata Amran, TNI tidak perlu menunggu survei investigasi dan desain atau (SID) dalam melakukan percepatan melalui optimasi maupun pompanisasi. TNI dipersilahkan bergerak mengawal dan membantu jalannya program yang ada saat ini.

"Terimakasih kepada TNI untuk mengambil bagian percepatan areal tanam yang diawali dengan pompanisasi dan oplah. Kalau ini kita lakukan maka ke depan kita bisa melewati lintasan kritis. Ini adalah solusi cepat krisis pangan. Alhamdulillah terakhir ini kita sudah lihat harga beras jagung dalam posisi stabil berarti ini menunjukan produksi melimpah," katanya.

"Aku dukung TNI agar dalam pelaksanaannya jangan sampai menunggu SID. Pokoknya tanpa SID jalan, jangan sampai kita panen proses atau panen birokrasi," ujarnya.

Apalagi kata Amran, Indonesia saat ini tengah dilanda el nino panjang yang dapat mengancam produksi nasional. Ancaman tersebut bahkan telah menurunkan produksi dalam setahun terakhir. Menurut Amran, el nino saat ini masuk pada el nino gorila yaitu musim kering terberat sepanjang sejarah.

"Ingat Pak, el nino masih berlanjut sampai sekarang, el nino masih berlanjut. Karena itu kita perlu waspada karena inilah yang paling mengerikan sehingga ini jadi prioritas pemerintah," katanya.

Terkait hal ini, Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster KSAD), Mayjen Joko Hadi Susilo memastikan akan menurunkan 7 orang perwira tinggi TNI yang membantu langsung kegiatan Oplah dan Pompa. Satu orang di antaranya bahkan berpangkat Mayor Jenderal dan 6 lainnya Brigadir Jenderal.

Untuk tim daerah terdapat 15 orang pati berpangkat Mayjen (Pangdam) dan 30 lainya berpangkat Brigjen dari Kasdam dan Irdam. Sementara perwira menengah akan ditempatkan pada tik pusat dan daerah sebanyak 177 orang berpangkat kolonel.

"Kami yakin dengan adanya program pompanisasi ini minimal IP yang tadinya 1 kali bisa bertambah jadi tiga kali dalam semusim. Di lapangan kami juga membuat sodetan sampai pemasangan pompa," jelasnya.

 
Berita Terpopuler